Sekjen PBB: Serangan terhadap UNIFIL “Mungkin Merupakan Kejahatan Perang” 

Kendaraan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) berpatroli di wilayah Marjayoun di selatan Lebanon pada 12 Oktober 2024. (Foto: AFP)

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres pada Minggu (13/10), mengecam serangan yang telah melukai beberapa pasukan penjaga perdamaian di Lebanon selatan, kata juru bicaranya, di saat pasukan Israel bergerak menyerang militan Hizbullah.

“Personel UNIFIL dan markas-markasnya tidak boleh menjadi sasaran,” kata Stephane Dujarric, mengacu pada pasukan internasional berhelm biru itu.

“Serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran hukum internasional, dan mungkin merupakan kejahatan perang,” tambah dia.

“Dalam insiden yang sangat mengkhawatirkan yang terjadi hari ini, pintu masuk pos PBB sengaja ditembus oleh kendaraan lapis baja IDF,” tambahnya dalam sebuah pernyataan.

Setidaknya lima pasukan penjaga perdamaian telah terluka dalam beberapa hari terakhir ketika Israel menargetkan Hizbullah di Lebanon selatan.

BACA JUGA: Netanyahu Desak PBB Segera Pindahkan Pasukan Perdamaian dari "Zona Berbahaya”

UNIFIL, misi sekitar 9.500 tentara dari berbagai negara yang dibentuk setelah invasi Israel tahun 1978 ke Lebanon, menuduh militer Israel “sengaja” menembaki posisinya.

Dujarric mendesak “semua pihak, termasuk IDF, untuk menahan diri dari segala tindakan yang membahayakan pasukan penjaga perdamaian kita,” merujuk pada tentara Israel.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu meminta Guterres pada Minggu untuk memindahkan pasukan penjaga perdamaian yang ditempatkan di Lebanon selatan keluar dari “area yang berbahaya”, dengan mengatakan Hizbullah menggunakan mereka sebagai “perisai manusia.”

UNIFIL menolak untuk meninggalkan posisinya. [ns/ka]