Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Jumat (29/12), mengatakan “sangat prihatin” dengan meningkatnya ancaman penyakit menular di Jalur Gaza.
“Ketika orang-orang terus mengungsi secara besar-besaran di wilayah selatan Gaza, dengan beberapa keluarga terpaksa mengungsi berkali-kali dan banyak yang berlindung di fasilitas kesehatan yang penuh sesak, saya dan rekan-rekan WHO saya tetap sangat khawatir dengan meningkatnya ancaman penyakit menular,” kata Tedros di platform X yang sebelumnya disebut Twitter.
Israel bertekad untuk menghancurkan Hamas sebagai pembalasan atas serangan 7 Oktober. Serangan tersebut menyebabkan sekitar 1.140 orang tewas, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan data Israel. Hamas dianggap sebagai kelompok “teroris” oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.
BACA JUGA: WHO: Hampir Seluruh Layanan Rumah Sakit di Gaza Berhenti BerfungsiSekitar 250 sandera juga disandera selama serangan itu, lebih dari separuhnya masih disandera.
Pengeboman udara dan invasi darat Israel yang tiada henti di Gaza merenggut sedikitnya 21.320 nyawa, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.
Tedros mengatakan, sejak pertengahan Oktober hingga pertengahan Desember, masyarakat yang tinggal di pengungsian terus jatuh sakit.
Dia mengatakan bahwa hampir 180.000 orang menderita infeksi saluran pernapasan atas, sementara 136.400 kasus diare tercatat, yang mana setengah dari kasus tersebut terjadi pada anak-anak berusia di bawah lima tahun.
BACA JUGA: Rudal Israel Hantam Permukiman di Rafah, Sedikitnya 23 Orang TewasTedros mengatakan terdapat 55.400 kasus kutu dan kudis; 5.330 kasus cacar air; dan 42.700 kasus ruam kulit, termasuk 4.722 kasus impetigo, di Gaza.
“WHO dan mitranya bekerja tanpa kenal lelah untuk mendukung otoritas kesehatan dalam meningkatkan pengawasan dan pengendalian penyakit dengan menyediakan obat-obatan, alat tes untuk mendukung deteksi dini dan respons terhadap penyakit menular seperti hepatitis, dan berupaya meningkatkan akses terhadap air bersih, makanan, kebersihan dan layanan sanitasi kesehatan,” papar Tedros. [ah/ft]