Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan tidak akan melarang aktivitas dan mobilitas masyarakat, yang keluar maupun masuk ke Jawa Timur di tengah peningkatan jumlah kasus infeksi virus corona di Indonesia.
Khofifah mengatakan aktivitas masyarakat akan berlangsung seperti biasa, tetapi kewaspadaan dan antisipasi penyebaran virus corona harus lebih ditingkatkan. Khofifah memastikan tidak akan menutup tempat-tempat umum, seperti tempat wisata, pusat perbelanjaan dan pasar-pasar tradisional.
“Kewaspadaan pertama yang harus dilakukan adalah, masing-masing pemilik (tempat) wisata atau pasar tradisional, ataukah plasa, mereka harus menyiapkan hand sanitizer. Kemudian mereka menyiapkan tempat cuci tangan, dan menyiapkan masker. Di luar itu, maka mereka wajib memiliki thermal gun,” kata Khofifah Indar Parawansa.
Selain itu, Khofifah juga tidak akan meliburkan sekolah-sekolah di Jawa Timur, meski sejumlah daerah seperti DKI Jakarta dan Surakarta meliburkan aktivitas belajar-mengajar. Setiap sekolah akan didorong lebih meningkatkan kewaspadaan, terutama dengan memperbanyak penyediaan tempat cuci tangan, penyanitasi tangan (hand sanitizer), serta mengedukasi cara hidup bersih dan sehat.
Sementara itu, Rektor Universitas Airlangga Surabaya, Mohammad Nasih mengatakan, untuk pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) yang akan berlangsung minggu depan selama 14 hari, pihaknya mendorong pelaksanaan ujian melalui daring atau online.
Your browser doesn’t support HTML5
Nasih menambahkan, pihaknya juga memfasilitasi perkuliahan secara online, tetapi tidak akan melarang kegiatan perkuliahan yang mengharuskan mahasiswa untuk ke kampus maupun ujian.
“Tapi menurut saya dari pada nanti mahasiswa, mohon maaf ya, pulang ke kampung keluyuran tidak karuan, malahan. Menurut saya aktivitas di kampus tidak mungkin kita batasi karena di kampus adalah kondisi yang paling menyehatkan bagi kawan-kawan mahasiswa,” ujar Mohammad Nasih.
BACA JUGA: 5 Meninggal, Jumlah Kasus Corona di Indonesia Bertambah Menjadi 96Menurut Nasih, aktivitas mahasiswa tetap diperlukan untuk mengurangi tekanan pikiran maupun kekhawatiran atas merebaknya wabah virus corona ini. Dengan begitu, mahasiswa tetap bergerak dan dapat meningkatkan imunitas tubuh.
“Orang stres, orang nganggur, orang tidak beraktivitas itu daya tahan tubuhnya tidak bagus. Sehingga kawan-kawan juga harus tetap melakukan exercise, harus ada gerakan-gerakan. Aktivitasnya tidak boleh glundungan (malas-malasan), tidur. Itu sangat berbahaya. Sehingga aktivitas itu harus tetap kita pelihara,” imbuh Nasih. [pr/ft]