Sekutu dekat Presiden Vladimir Putin mengatakan pada Minggu (22/1) bahwa pasokan senjata ofensif ke Kyiv yang mengancam wilayah Rusia akan menimbulkan bencana global. Langkah tersebut membuat sejumlah argumen yang menentang penggunaan senjata pemusnah massal tidak lagi valid.
Vyacheslav Volodin, juru bicara Duma, majelis rendah parlemen Rusia, memperingatkan bahwa dukungan Amerika Serikat dan NATO terhadap Ukraina membawa dunia ke "perang yang mengerikan.”
Vyacheslav Volodin menghadiri parade militer Hari Kemenangan di Lapangan Merah di Moskow pada 9 Mei 2021. (Foto: AFP)
"Jika Washington dan negara-negara NATO memasok senjata yang akan digunakan untuk menyerang kota-kota sipil dan berusaha merebut wilayah kami, seperti yang mereka ancam, ini akan mengarah pada tindakan pembalasan dengan menggunakan senjata yang lebih kuat," kata Volodin di aplikasi Telegram.
"Argumen-argumen yang mengatakan kekuatan utama sebelumnya tidak menggunakan senjata pemusnah massal dalam konflik lokal tidak dapat dipertahankan. Karena negara-negara (pendukung Ukraina) ini tidak menghadapi situasi di mana ada ancaman terhadap keamanan warganya dan keutuhan wilayah negaranya,” tukasnya.
BACA JUGA: AS dan NATO Tolak Kirimkan Tank ke Ukraina
Sekutu Barat menjanjikan pasokan senjata bernilai miliaran dolar untuk Ukraina pada pekan lalu. Namun, mereka gagal membujuk Jerman untuk mencabut hak veto atas penyediaan tank tempur Leopard buatan negara tersebut. Hak veto terkait pengiriman senjata dipegang oleh sejumlah negara anggota NATO, tetapi pengiriman tank tersebut ke Ukraina memerlukan persetujuan Berlin.
Sejak invasi yang dilakukan pada 24 Februari, Rusia telah menguasai sebagian wilayah Ukraina dan mengatakan tidak akan pernah mengembalikan wilayah-wilayah tersebut ke negara yang dipimpin Presiden Volodomyr Zelenskyy tersebut. Kyiv mengatakan bahwa memulihkan integritas teritorial Ukraina tidak akan dinegosiasikan.
BACA JUGA: Ukraina Desak Sekutu Barat Kirim Tank; AS Umumkan Bantuan Terbaru
Komentar Volodin mengikuti ancaman serupa yang disampaikan Dmitry Medvedev, mantan perdana menteri dan presiden Rusia, pada pekan lalu.
Volodin, 58, telah menjadi ketua majelis rendah negara bagian Duma sejak 2016, setelah sebelumnya memegang jabatan senior dalam administrasi kepresidenan. Sebagai anggota Dewan Keamanan Putin, dia memiliki akses rutin ke presiden.
"Pengiriman senjata ofensif ke rezim Kyiv akan menyebabkan bencana global," tukasnya. [ah/rs]