Sekutu-sekutu AS Renungkan Masa Depan NATO di Era Trump

  • Henry Ridgwell

Sekjen NATO Mark Rutte (kiri) berbincang dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada konferensi pers bersama usai pertemuan di Berlin, 4 November 2024.

Sekutu-sekutu NATO mempersiapkan hubungan transatlantik yang berpotensi bergejolak, usai kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS. Selama masa jabatan pertamanya, Trump mempertanyakan relevansi NATO dan berulang kali mencaci-maki sekutu-sekutu AS karena tak mengeluarkan dana pertahanan yang memadai.

Seperti dilaporkan oleh Henry Ridgwell, banyak negara Eropa yang menggemakan seruan untuk mengeluarkan lebih banyak dana untuk mengantisipasi ancaman dari Rusia.

Para pejabat AS pekan lalu menghadiri pembukaan pangkalan pertahanan rudal balistik Amerika di Polandia, yang telah direncanakan sejak tahun 2008. Warsawa memuji komitmen yang ditunjukkan oleh presiden-presiden AS.

Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan Amerika Serikat, dalam arti yang sangat nyata, memang merupakan penjamin keamanan Republik Polandia, serta seluruh Aliansi Atlantik Utara.

“Amerika Serikat, dalam arti yang sangat nyata, merupakan penjamin keamanan Republik Polandia, serta seluruh aliansi Atlantik Utara,” kata Duda.

Itu pernyataan hangat untuk Washington. Namun di balik semua itu ada kegelisahan terkait komitmen Presiden AS Donald Trump terhadap keamanan Eropa.

BACA JUGA: Antisipasi Perubahan Kebijakan Luar Negeri AS, China Desak Uni Eropa untuk Perbaiki Hubungan

Pada tahun 2017, Trump menyebut NATO sebagai “usang” dan berulang kali mengkritik sekutu-sekutu AS di NATO. “Dua puluh tiga dari 28 negara anggota masih belum membayar jumlah yang seharusnya mereka bayarkan, dan jumlah yang seharusnya mereka bayar untuk pertahanan mereka. Ini tidak adil bagi masyarakat dan pembayar pajak Amerika Serikat,” tukas Trump.

Pada KTT NATO tahun 2018, para sekutu mengatakan Trump mengancam akan menarik Amerika keluar dari aliansi tersebut jika negara-negara Eropa tidak meningkatkan belanja militer. Trump mengaku, pernyataannya membuahkan hasil.

“Semua orang telah sepakat untuk meningkatkan komitmen mereka secara substansial. Mereka akan meningkatkannya ke tingkat yang belum pernah terpikirkan sebelumnya,” imbuh Trump.

Trump menimbulkan kejutan lebih lanjut bagi NATO pada bulan Februari tahun ini dalam kampanyenya.

“Salah satu presiden sebuah negara besar berdiri dan berkata, 'Jika kami tidak membayar, dan kami diserang oleh Rusia, akankah Anda melindungi kami?' Saya berkata, 'Anda tidak membayar? Anda nakal?’ Dia berkata, ‘Ya. Katakanlah hal itu terjadi.’ Tidak, saya tidak akan melindungi Anda. Faktanya, saya akan mendorong mereka untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan. Anda harus membayar, Anda harus membayar tagihan Anda,” tandas Trump.

Para sekutu NATO akan mendapat tekanan baru untuk mengeluarkan lebih banyak uang ketika Trump mulai menjabat, kata Fabrice Pothier, mantan kepala perencanaan kebijakan NATO, yang kini menjabat sebagai CEO Rasmussen Global, perusahaan konsultan politik internasional.

Pothier mengatakan, “Saya tidak begitu yakin kita bisa membicarakan ancaman nyata terhadap NATO, seperti yang terjadi pada tahun 2018. Namun Anda dapat mengandalkan Trump untuk melakukan tawar-menawar yang sangat sulit. Penekanan ekstra tidak hanya pada upaya mencapai kurang lebih target 2%, tapi mungkin menetapkan target 2,5 atau 3% pada pertemuan puncak (NATO) berikutnya pada bulan Juni di Den Haag.”

Your browser doesn’t support HTML5

Sekutu-sekutu AS Renungkan Masa Depan NATO di Era Trump

Pendekatan seperti ini kemungkinan besar akan disambut baik oleh banyak negara Eropa, setelah invasi Rusia ke Ukraina.

“Sekutu Front Timur seperti Polandia, misalnya, serta negara-negara Baltik dan bahkan negara-negara Nordik kini melihat hal tersebut sebagai hal yang baik. Namun saya kira masih ada kekhawatiran di seluruh aliansi bahwa transaksionalismenya dapat merusak kredibilitas pertahanan kolektif,” tambah Pothier.

Donald Trump pada hari Rabu menunjuk loyalis Matthew Whitaker sebagai calon duta besar AS untuk NATO. Dalam sebuah pernyataan tertulis, Trump mengatakan Whitaker “akan memperkuat hubungan dengan Sekutu-sekutu NATO kita” – dan bahwa dia akan “MENGUTAMAKAN AMERIKA.” Pengangkatannya masih harus mendapat persetujuan Senat AS. [ab/uh]