Warga Selandia Baru berkumpul di restoran-restoran dan kafe-kafe pada hari Selasa untuk merayakan berakhirnya secara resmi masa karantina yang panjang terkait wabah virus corona.
Setelah berbagai pembatasan selama lebih dari dua bulan yang membuat kegiatan sehari-hari terhenti, PM Jacinda Ardern menurunkan lagi sistem lockdown yang pertama kali diberlakukan pada Maret lalu ke tingkat terendahnya. Tingkat ini menghapus semua restriksi terkait virus terhadap pertemuan umum, termasuk di antaranya olahraga dan acara pernikahan, sambil mempertahankan perbatasan tetap tertutup bagi perjalanan internasional.
Selandia Baru mencatat 1.504 kasus virus corona terkonfirmasi dengan 22 kematian di antara 5 juta warganya, sebut Johns Hopkins University.
Meskipun kehidupan kembali normal di wilayahnya, Antartica New Zealand, badan pemerintah yang bertanggung jawab melakukan riset lingkungan hidup di kawasan itu, Selasa (9/6) menyatakan akan mengurangi kunjungan riset ke markasnya di Antartika untuk mencegah penyebaran Covid-19 di luar negara itu.
Secara terpisah, suatu penelitian baru mendapati bahwa lockdown di berbagai penjuru dunia mencegah kematian jutaan orang karena virus corona. Imperial College London menyatakan lockdown dan penutupan bisnis tidak esensial serta sekolah-sekolah mungkin telah menyelamatkan sekitar 3 juta orang di 11 negara, Austria, Belgia, Inggris, Denmark, Perancis, Jerman, Italia, Norwegia, Spanyol, Swedia dan Swiss.
BACA JUGA: Studi: ‘Lockdown’ Cegah Jutaan Kematian Akibat CovidSuatu studi terpisah di AS menyimpulkan bahwa lockdown di China, Prancis, Iran, Italia, Korea Selatan dan AS mencegah penularan ke sekitar 530 juta orang lainnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Senin (8/6) memperingatkan meskipun situasi membaik di Eropa, situasi di beberapa bagian lain dunia memburuk.
“Lebih dari 100 ribu kasus telah dilaporkan di sembilan dari 10 hari terakhir. Kemarin, lebih dari 136 ribu kasus dilaporkan, jumlah terbanyak dalam satu hari sejauh ini,” kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Ia menambahkan 75 persen kasus baru ditemukan di 10 negara, kebanyakan di Amerika Latin dan di Asia Selatan.
BACA JUGA: WHO Tetapkan Amerika Latin Sebagai Pusat Baru Wabah Covid-19Menurut angka-angka terbaru dari Johns Hopkins, di seluruh dunia kini tercatat 7.142.462 kasus COVID-19 terkonfirmasi, dengan 407.009 kematian. AS mencatat angka tertinggi, dengan jumlah kasus 1.961.187 dan lebih dari 111 ribu kematian.
Menyusul AS, Brazil mencatat kasus virus corona terbanyak, dengan 707.412 kasus terkonfirmasi. Angka kematian akibat virus corona di negara itu, 37.134, adalah yang terbesar ketiga setelah AS dan Inggris.
Sementara itu Presiden Brazil Jair Bolsonaro dikecam karena dituduh memanipulasi data resmi virus corona negara itu. Kecaman muncul Jumat lalu setelah kementerian kesehatan menutup situs web yang menerbitkan angka-angka kematian serta kasus dan menggantinya dengan situs yang hanya menerbitkan angka-angka terbaru dalam 24 jam terakhir. [uh/ab]