Selandia Baru Tutup Wilayah, Australia Perketat Karantina 

Seorang polisi berpatroli dengan sepeda motor di Melbourne, 12 Februari 2021, setelah pihak berwenang memerintahkan lockdown selama lima hari di seluruh negara bagian mulai tengah malam waktu setempat untuk mencegah penyebaran virus COVID-19. (Foto oleh Con Chronis / AFP)

Auckland, kota terbesar di Selandia Baru sejak Minggu malam diisolasi. Negara bagian Victoria di Australia juga memasuki hari ketiga penutupan wilayah terkait Covid-19. Sementara Asosiasi Medis Nasional Australia menyerukan perubahan segera terhadap karantina di hotel untuk tujuan pengendalian infeksi. Pelaku perjalanan Australia yang kembali dari luar negeri harus diisolasi setidaknya selama 14 hari setelah tiba, tetapi para dokter tetap khawatir bahwa penularan virus melalui udara tidak ditanggapi secara cukup serius.

Kota terbesar di Selandia Baru, Auckland, memberlakukan penutupan wilayah sejak Minggu tengah malam menyusul ditemukannya tiga kasus virus corona yang asal usulnya tidak jelas.

Antrean kendaraan di stasiun pengujian Otara, untuk tes COVID-19 di Auckland, Selandia Baru, 15 Februari 2021. (Foto: DAVID ROWLAND / AFP)

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Arden, mengumumkan langkah itu, Minggu setelah bertemu dengan pejabat senior kabinetnya.

"Yang paling utama yang kami minta kepada warga Auckland adalah tetap tinggal di rumah untuk menghindari risiko penularan. Itu berarti, tinggal di rumah kecuali ada keperluan pribadi yang penting. Warga harus bekerja dari rumah kecuali kalau tidak mungkinkan."

Sementara itu, di Australia keamanan biologis semakin mengkhawatirkan dan terkait dengan sistem karantina hotel Australia setelah varian baru COVID-19 yang sangat menular berhasil dideteksi di antara para pelaku perjalanan yang pulang ke Australia.

Penutupan wilayah selama lima hari yang diberlakukan di negara bagian Victoria sejak Jumat (12/2), merupakan tanggapan terhadap sejumlah infeksi di sebuah hotel di bandara Melbourne. Penularan dari penumpang ke staf terjadi, sehingga memungkinkan penyebaran virus itu ke masyarakat. Penutupan wilayah itu dilakukan agar pelacak kontak punya cukup waktu untuk melacak orang-orang terkait dengan warga yang positif terkena virus.

Jalanan di Melbolihat lengang, 13 Februari 2021, setelah pihak berwenang memberlakukan lockdown selama lima hari di seluruh negara bagian tersebut di tengah pandemi COVID-19. (Foto: Saeed KHAN / AFP)

Namun, para dokter yakin ventilasi dan alat pelindung diri bagi para pekerja hotel perlu segera ditinjau kembali keamanannya.

Chris Moy, wakil ketua federal Asosiasi Medis Australia, mengatakan kendali keamanan biologis perlu diperketat.

“Karantina adalah garis pertahanan pertama dan terpenting kita. Ada banyak kekurangannya, terutama dengan varian baru ini. Bukan hanya penyebaran melalui percikan, yang merupakan percikan besar melalui batuk. Virus akan tetap bertahan pada penyebaran lewat udara dimana COVID tetap bertahan di udara, oleh karenanya jauh lebih menular untuk jangka waktu yang lama."

Victoria kini menjalani penutupan wilayah virus corona ketiga, sejak pandemi dimulai.

Sejak Senin (15/2), lebih banyak lagi warga yang diizinkan kembali ke New South Wales, negara bagian terpadat di Australia, tetapi pemerintah Victoria menyarankan agar penerbangan kembali itu dibatasi untuk mengekang penyebaran varian virus baru.

Perdana Menteri negara bagian Victoria, Daniel Andrews mengatakan Australia harus melakukan "diskusi yang blak blakan" sehubungan dengan pengurangan penerbangan internasional.

BACA JUGA: Australia Terbuka Dimulai Saat Penutupan Wilayah Karena COVID-19

Komentar Andrews itu telah menyebabkan kemarahan dan kekecewaan di kalangan ribuan warga Australia yang terdampar di luar negeri.

Warga negara asing dilarang masuk ke Australia sejak Maret tahun lalu, tetapi warga negara dan penduduk tetap diizinkan kembali. Mereka diwajibkan menjalani karantina pada saat kedatangan dan kuota mingguan membatasi jumlah pelaku perjalanan yang diizinkan pulang.

Pemerintah di Canberra juga mengumumkan akan menghentikan perjalanan bebas karantina bagi warga Selandia Baru, setelah tiga kasus COVID-19 tercatat di Auckland.

Gelombang pertama pengiriman vaksin COVID-19 produksi Pfizer untuk Australia, diturunkan dari pesawat Singapore Airlines di Bandara Internasional Sydney, Australia, 15 Februari 2021.

Pengiriman pertama vaksin Pfizer untuk Australia sudah tiba, tetapi otoritas federal mengakui distribusi vaksin ke seluruh negara yang sebegitu besar tidak akan bisa berlangsung secara mulus. Program inokulasi massal akan dimulai pada akhir bulan Februari ini.

Australia telah mencatat sedikit di bawah 29.000 kasus virus corona sejak awal pandemi sementara Selandia Baru telah mendeteksi sekitar 2.200 infeksi. [my/jm]