Militer Nepal hari Sabtu (16/5) mengatakan puing-puing helikopter UH-1 “Huey” ditemukan hari Jum’at (15/5) setelah dilakukan pencarian intensif di kawasan pegunungan di bagian timur laut ibukota Kathmandu. Tiga mayat pertama ditemukan pada Jum’at, sementara lima mayat lainnya ditemukan hari Sabtu.
Helikopter yang membawa enam tentara marinir Amerika dan dua tentara Nepal itu hilang sewaktu mengantarkan bantuan hari Selasa (12/5).
Komandan Gugus Tugas Bersama Marinir Letjen. John Wissler mengatakan kepada wartawan di Kathmandu hari Jum’at bahwa timnya belum bisa menentukan penyebab jatuhnya helikopter itu atau mengidentifikasi mayat-mayat yang ditemukan. Ia menggambarkan lokasi jatuhnya helikopter itu sebagai “sangat parah” dan menambahkan timnya di lokasi menghadapi medan yang sulit dan cuaca yang sangat ekstrim.
Puing-puing helikopter itu ditemukan sekitar 24 kilometer dari kota Charikot, di dekat lokasi hilangnya helikopter setelah mengantarkan bantuan kemanusiaan ke desa-desa yang dilanda dua gempa dahsyat bulan lalu. Daerah itu dekat desa Gothali, di distrik Dolakha, sekitar 80 kilometer timur laut Kathmandu.
Misi kemanusiaan Amerika dikirim ke Nepal segera setelah gempa berkekuatan 7,8 menghantam negara itu tanggal 25 April lalu, menewaskan lebih dari 8.200 orang. Gempa susulan yang berkekuatan 7,3 hari Selasa lalu menewaskan 117 orang dan melukai sekitar 2.800 lainnya.
Helikopter naas itu sedang bertugas mengantar beras dan tenda terpal ke Charikot, daerah yang paling parah dilanda gempa hari Selasa. Helikopter itu berhasil mengantar pasokan di suatu lokasi dan sedang dalam perjalanan menuju ke lokasi kedua ketika hilang kontak.
Pejabat-pejabat militer Amerika sebelumnya mengatakan sebuah helikopter India di dekat lokasi helikopter Amerika itu mendengar pembicaraan radio dari “Huey” tentang kemungkinan masalah bahan bakar.
Dalam perkembangan lainnya, Associated Press melaporkan pejabat-pejabat marinir di Wichita, Kansas hari Sabtu memberitahu orang tua pilot helikopter Kapten Chris Norgren yang berusia 31 tahun, bahwa putranya merupakan salah seorang dari delapan korban tewas itu.
Hingga saat ini ada 300 personil militer Amerika yang mendukung misi bantuan di Nepal.