Semakin Banyak Pemilik Hewan Peliharaan Inginkan Pelayanan, Dokter Hewan AS Kewalahan

Dokter hewan Michelle LaBelle-Lake (kiri) dan Dr. Tatty Hodge dari Veterinary Medical Assistance Team (VMAT) merawat seekor anjing pesek China bernama Spike yang mengalami masalah pernapasan di rumah sakit lapangan VMAT lapangan di Gulfport, Mississipp. (

Pandemi tidak hanya menjadi tantangan bagi pekerja medis, tetapi juga membuat dokter hewan kewalahan. Mereka melaporkan meningkatnya permintaan untuk perawatan hewan peliharaan. Ini karena banyak orang Amerika memutuskan memiliki hewan peliharaan ketika terkurung di rumah.

Bagi pemilik hewan peliharaan yang jumlahnya meningkat, mencari klinik hewan kerap membuat frustasi.

“Dulu saya tidak kesulitan menemukan dokter hewan saya sebelum pandemi,” kata Mila Helmsford, seorang pemilik anjing di Alexandria Virginia, saat ia berjalan bersama Bailey, anjing golden retriever-nya. “Sekarang, ketika saya menelepon untuk membuat janji, saya diberi tahu bahwa mungkin perlu beberapa hari atau lebih lama sebelum dokter hewan bisa melihat anjing saya. Dan itu mengkhawatirkan saya, terutama ketika Bailey sakit” kata Mila.

Reggie (kanan) dan Theo, anjing Labrador retriever, dinobatkan sebagai jenis anjing paling populer di Amerika selama 26 tahun berturut-turut oleh American Kennel Club (AKC) di New York City, New York. (Foto: Reuters)

Dokter hewan mengatakan mereka tidak bisa merawat hewan peliharaan dalam jumlah yang sama per hari seperti yang mereka lakukan sebelum pandemi karena jarak sosial dan pembatasan pandemi lainnya, sehingga membuat antrean panjang.

“Orang-orang memiliki lebih banyak hewan peliharaan daripada sebelumnya, dan banyak yang memperoleh hewan selama pandemi,” kata Jessica Vogelsang, kepala petugas medis untuk American Animal Hospital Association, sebuah organisasi nirlaba untuk rumah sakit hewan. “Jadi, ada peningkatan permintaan layanan dokter hewan.”

Sementara pemilik hewan peliharaan harus menunggu lama, banyak dokter hewan lelah akibat stres, jam kerja yang panjang, dan kurangnya keseimbangan kehidupan kerja, kata David Lee, Direktur Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Cornell. [my/jm]