Amunisi, senapan dan rompi antipeluru terpajang di berbagai sudut di sebuah pameran senjata api di daerah Los Angeles, California. Transaksi jual-beli senjata api pun laris manis. Saking larisnya, Anda mungkin tidak akan sadar bahwa sebuah penembakan massal baru saja terjadi beberapa hari yang lalu di dekat lokasi pameran.
Ribuan orang mengunjungi pameran bertajuk Crossroads of the West Gun Show di Kota Ontario itu akhir pekan lalu, di mana puluhan vendor hadir dengan berbagai produk senjata mereka.
Para perempuan melihat-lihat pistol berukuran kecil sambil mendorong kereta bayi mereka, sementara beberapa pemuda mengamati senapan semi-otomatis bergaya militer yang dapat diisi beberapa kaliber amunisi. Suasana di pameran itu tampak ceria. Anak-anak di bawah 12 tahun bisa masuk tanpa dipungut biaya.
Kebanyakan orang tidak mau membicarakan peristiwa nahas itu, meskipun negara bagian itu tengah berduka.
Sebuah penembakan massal di sebuah klub dansa di Monterey Park, sekitar 30 menit dari lokasi pameran, menyebabkan 11 orang kehilangan nyawa mereka 21 Januari lalu. Dua hari kemudian, pelaku berbeda menembakan tujuh orang di sebuah perkebunan di Half Moon Bay, di dekat San Francisco. Dalam kedua kasus itu pelakunya sama-sama merupakan pria Asia lansia.
“Tidak ada yang mau membicarakan insiden-insiden ini, tapi ada lonjakan pembelian pekan ini,” kata salah satu vendor pameran, Crystal Markanson.
“Setiap kali media membahas penembakan massal, orang-orang membeli senjata api karena mereka khawatir senjata-senjata itu akan dirampas.”
Pertahanan Diri
Bab terbaru dari krisis kekerasan senjata api tak berkesudahan di Amerika Serikat itu kembali memicu perdebatan lama tentang isu pengendalian senjata api.
Presiden AS Joe Biden pun sekali lagi menyerukan pelarangan federal terhadap senapan serbu bergaya militer, jenis senjata api yang sering digunakan pelaku dalam penembakan massal seperti yang baru saja terjadi.
Namun dengan tentangan keras Partai Republik di Kongres, gagasan itu tidak memiliki peluang untuk menjadi undang-undang.
“Menarget senjata api jenis tertentu bukanlah jawaban yang tepat,” kata seorang pengunjung Brett Reeves, yang merupakan penjual AC berusia 34 tahun yang mengenakan topi koboi.
Di California, dengan sejumlah undang-undang kepemilikan senjata api terketat di AS, senapan serbu sudah dilarang selama lebih dari 30 tahun terakhir.
“Tapi kita terus mendengar peristiwa penembakan masal,” tambah Reeves.
Pria yang mengklaim sebagai seorang libertarian itu mengaku memiliki beberapa belas senjata api, dari senapan pompa hingga pistol, dan tak satu pun yang terdaftar di pihak berwenang. Ia telah merakit sendiri senjata-senjata apinya dengan suku cadang senjata yang ia beli di pameran-pameran seperti yang ia datangi saat itu.
Reeves tidak terkejut saat tahu bahwa senjata yang digunakan dalam penembakan di Monterey Park adalah senjata ilegal. Hal itu karena senjata tersebut dianggap senjata serbu.
“Pembatasan hanya membuat orang-orang mencari secara ilegal,” kata Reeves, yang mengklaim menggemari senjata api untuk kepentingan pertahanan diri.
“Dan orang-orang gila akan terus menarget orang-orang yang tidak bersalah,” tambahnya.
Texas dianggap Reeves jauh lebih aman dibanding California karena di negara bagian itu orang-orang lebih mudah untuk membawa senjata api di tempat terbuka.
“Anda harus mampu melindungi diri Anda dari orang-orang gila itu,” kata Reeves.
‘Harus Berhenti’
Garen Wintemute, direktur Program Riset Pencegahan Kekerasan di Universitas California, Davis, mengatakan: “Undang-undang kita efektif. Tingkat kekerasan senjata di California jauh lebih rendah dibandingkan negara bagian lain di negara ini.”
Namun ia mengingatkan bahwa AS sendiri dibanjiri 400 juta senjata api, sementara populasi AS hanya sekitar 330 juta jiwa.
Your browser doesn’t support HTML5
Tidak seperti tempat lainnya di AS, Anda tidak bisa begitu saja membeli senjata api di pameran Ontario dan membawa pulang senjata itu.
Pembeli harus membuktikan bahwa ia berusia setidaknya 21 tahun, melalui pemeriksaan latar belakang, dan apabila semua syarat itu terpenuhi, maka ia harus menunggu 10 hari sebelum senjata itu dikirimkan ke rumah.
Berkat permbatasan seperti itu, dibandingkan penduduk negara bagian lain, kemungkinan warga California tewas dalam penembakan massal lebih rendah 25 persen, kata Public Policy Institute di California.
“Semua tragedi ini harus berhenti. Orang-orang harus aman dan tidak tertembak,” kata Adolfo Garcia, salah satu pengunjung, ketika ia meninggalkan pameran itu setelah membeli persediaan peluru untuk senapan semi-otomatisnya. [rd/rs]