Senat Amerika, Jumat (15/6/2018) malam, menghentikan usaha Gedung Putih untuk menghidupkan kembali perusahaan telekomunikasi raksasa Cina, ZTE.
Senat meloloskan RUU yang melarang ZTE membeli komponen elektronik buatan Amerika untuk digunakan dalam pembuatan telpon pintar oleh perusahaan Cina itu.
RUU itu merupakan bagian dari rancangan anggaran pertahanan Amerika yang lebih besar, yang bernilai $177 miliar dolar. Rancangan itu mendukung usaha Presiden Trump untuk memperkuat militer Amerika, tapi kemudian timbul adu kuat antara Gedung Putih dengan Kongres dalam soal perusahaan ZTE itu.
Perusahaan Cina itu dituduh menjual teknologi yang sensitif kepada Iran dan Korea Utara, walaupun adanya embargo yang dijalankan Amerika.
Pada April lalu, Departemen Perdagangan Amerika melarang ZTE mengimpor suku cadang buatan Amerika yang akan digunakan dalam peralatan telekomunikasi buatan ZTE selama tujuh tahun. Ini praktis membuat perusahaan Cina itu bangkrut.
Tapi Presiden Donald Trump kemudian mengumumkan adanya perjanjian dengan ZTE, di mana perusahaan Cina itu akan membayar $1 miliar karena melanggar peraturan embargo Amerika dan mengganti seluruh pimpinan perusahaannya menjelang pertengahan Juli.
Kebanyakan orang baru mendengar sengketa tentang ZTE itu hampir sebulan lalu, ketika Presiden Trump mengirim pesan Twitter yang mengatakan “Presiden China Xi dan saya sedang bekerja sama untuk memungkinkan perusahaan raksasa Cina ZTE kembali beroperasi dalam waktu dekat. Banyak pekerjaan hilang di Cina, dan Departemen Perdagangan Amerika telah diperintahkan untuk melaksanakan hal itu.”
Para anggota Senat dari kedua partai sama-sama mengecam keputusan Trump itu, dan menuduh perdagangan ZTE dengan Korea Utara dan Iran melanggar peraturan keamanan nasional Amerika.
Mereka juga terheran-heran mendengar keprihatinan Trump akan pengangguran di Cina, yang sejak lama dituduhnya mencuri bidang pekerjaan Amerika.
RUU yang disahkan Senat itu kini akan diajukan ke DPR yang telah menyetujui RUU anggaran pertahanan tanpa sisipan bantuan untuk ZTE. Tidak jelas apakah Presiden Trump akan menandatangani RUU yang menyebut ZTE itu atau memvetonya. [ii]