Pemerintah Senegal meluncurkan rencana pembangunan besar, yang menjanjikan peningkatan pendapatan individu sebanyak rata-rata hampir 50 persen dalam lima tahun, sembari memangkas defisit dan utang.
Proyek yang direncanakan berjalan selama 25 tahun ini bertujuan untuk menjauhkan Senegal dari ketergantungan asing dan utang, dengan cara mengutamakan sumber daya lokal dan sumber daya manusia.
Proyek ini merupakan bagian dari perombakan radikal yang dijanjikan oleh Presiden Bassirou Diomaye Faye, yang mulai menjabat pada April lalu, untuk meningkatkan harapan di negara yang sedang berjuang melawan biaya hidup tinggi dan pengangguran yang meluas itu.
Faye dan perdana menterinya, Ousmane Sonko, meluncurkan program ambisius ini pada hari Senin (14/10) dalam sebuah acara di Diamniadio, sekitar 30 kilometer dari ibu kota Dakar.
BACA JUGA: Presiden Senegal Bubarkan Parlemen, Siap Gelar Pemilu DadakanMenurut Direktur Jenderal Perencanaan Kementerian Ekonomi, Souleymane Diallo, pemerintah Senegal memperkirakan pertumbuhan ekonomi antara 6,5 dan 7 persen dari tahun 2025 sampai 2029.
Pemerintah juga ingin mencapai target untuk memangkas defisit anggaran menjadi tiga persen “dalam jangka waktu yang masuk akal,” di samping mengurangi utang pemerintah pusat sebesar 83,7% dari PDB tahun 2023 menjadi 70% pada tahun 2029.
Senegal menempati rangking 169 dari 192 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia PBB meski memiliki sumber daya alam berupa minyak dan gas. [th/lt]