Sengketa di pengadilan dengan taruhan tinggi antara Elon Musk dan Twitter dimulai hari Selasa (19/7), ketika perusahaan media sosial itu berusaha memaksa pemilik perusahaan mobil Tesla itu untuk menghormati kesepakatan pembelian Twitter yang bernilai $ 44 miliar.
Sidang pertama berpusat pada desakan Twitter untuk menetapkan tanggal persidangan awal September dalam kasus yang berfokus pada langkah Musk untuk membatalkan pembelian itu berdasarkan tuduhan bahwa media sosial itu tidak berterus-terang tentang akun palsunya.
Miliaran dolar dipertaruhkan, namun juga masa depan media sosial yang menurut Musk harus mengijinkan setiap pengungkapan pendapat yang sah, sebuah posisi mutlak yang memicu kekhawatiran medsos itu dapat digunakan untuk menghasut kekerasan.
Sidang digelar di negara bagian Delaware.
"Pertanyaan diajukan tentang masa depan Twitter, dan mereka tidak ingin sengketa ini berlarut-larut," kata Carl Tobias, profesor hukum Universitas Richmond.
BACA JUGA: Babak Baru Perseteruan Twitter vs Musk, Apa yang akan Terjadi Selanjutnya?Tim hukum Musk mengajukan dokumen yang menyatakan bahwa tanggal itu terlalu dini untuk masalah yang begitu rumit, dan sebaliknya mengusulkan pertengahan Februari (tahun depan).
Pengacara Twitter mengingatkan bahwa kesepakatan itu seharusnya terlaksana menjelang akhir Oktober, hanya enam bulan setelah Musk meluncurkan tawarannya, yang awalnya ditolak oleh dewan perusahaan Twitter namun kemudian didukung.
Orang terkaya di dunia itu mundur dari kesepakatan dalam beberapa bulan terakhir, karena saham teknologi jatuh, dan saham Twitter merosot di bawah $54,20 per saham, harga yang semula ditawarkan oleh Musk. [ps/jm]