Perempuan Amerika kini menghabiskan lebih banyak uang untuk menghias kuku mereka dengan warna-warna dan desain trendi.
Di sebuah pabrik di sebelah utara Los Angeles botol-botol diisi penuh cat kuku, dikemas, dan kemudian dikirim ke lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Perusahaan yang bernama OPI itu memproduksi cat kuku untuk perempuan di Amerika sampai Asia, dari Timur Tengah sampai Amerika Latin.
Suzi Weiss-Fishmann salah seorang pimpinan dan direktur artistik OPI mengatakan, perempuan kini lebih berani tampil dengan kuku mereka.
“Kita bisa tampil secara profesional dan menggunakan warna biru, hijau, dan warna apa saja serta warna gelap sepanjang tahun,” paparnya.
Banyak perempuan di Amerika bereksperimen dengan seni kuku.
Judi Gabor, salah seorang pelanggan salon kuku, mengatakan, “Saya sangat terpukau oleh seni kuku yang saya jumpai. Saya takjub.”
Gabor berencana mencat kukunya dengan warna kemilau di Marie Nails, sebuah salon di mana banyak seniman kuku dilatih di Jepang. Marie Ueno punya sejumlah salon di Jepang dan Amerika. Katanya, seni kuku populer di Jepang selama sepuluh tahun terakhir. Seni kuku menjadi tren di Amerika dalam beberapa tahun terakhir.
“Orang Amerika menyukai dampak, desain yang berdampak,” ujar Ueno.
Desain berdampak adalah keahlian salon The Naja. Salon itu menciptakan kuku tiga dimensi dengan menggunakan obyek-obyek tidak lazim, seperti rambut tambahan, klip kertas bahkan staples. Salon itu sudah menghias kuku para bintang seperti Lady Gaga. Katanya, para selebriti membuat seni kuku digemari.
“Seni kuku benar-benar untuk setiap perempuan. Seperti lipstik baru. Setiap orang menggunakan kuku mereka sebagai perhiasan,” kata seorang seniman kuku di salon The Naja.
Obsesi terhadap kuku yang dihias menjadi bisnis besar.
“Saya sebenarnya menghasilkan uang lebih banyak dari sebelumnya dalam masa resesi ini,” ujar seniman kuku itu lagi.
Bisnis juga meningkat pada OPI
Weiss-Fischmann, memaparkan, “Luar biasa besar. Pertumbuhan penjualan naik sampai belasan persen selama lima tahun terakhir.”
Banyak konsumen mengatakan pada masa keuangan yang sulit lebih mudah membelanjakan lima sampai 10 dolar untuk cat kuku ketimbang hal lain yang lebih mahal.
“Jika kita ingin mendapat baju baru atau perhiasan baru atau sesuatu kemungkinan akan lebih mahal, tetapi jika kita mengubah penampilan dengan cat kuku, harganya jauh lebih murah, ujar Kathryn O’Sullivan.
O’Sullivan dan temannya Samantha Berendt adalah mahasiswi. Mereka menghias kuku di rumah dengan berbagai warna yang tidak mahal dan peralatan untuk menghias kuku sendiri dijual di toko-toko.
Berendt mengatakan, “Semakin banyak orang yang melakukannya. Saya menyukainya. Saya rasa lebih menyenangkan.”
Para pakar industri ini mengatakan cat kuku adalah produk yang paling cepat berkembang karena menjadi kegemaran yang terjangkau pada masa-masa sulit.
Suzi Weiss-Fishmann salah seorang pimpinan dan direktur artistik OPI mengatakan, perempuan kini lebih berani tampil dengan kuku mereka.
“Kita bisa tampil secara profesional dan menggunakan warna biru, hijau, dan warna apa saja serta warna gelap sepanjang tahun,” paparnya.
Banyak perempuan di Amerika bereksperimen dengan seni kuku.
Judi Gabor, salah seorang pelanggan salon kuku, mengatakan, “Saya sangat terpukau oleh seni kuku yang saya jumpai. Saya takjub.”
Gabor berencana mencat kukunya dengan warna kemilau di Marie Nails, sebuah salon di mana banyak seniman kuku dilatih di Jepang. Marie Ueno punya sejumlah salon di Jepang dan Amerika. Katanya, seni kuku populer di Jepang selama sepuluh tahun terakhir. Seni kuku menjadi tren di Amerika dalam beberapa tahun terakhir.
“Orang Amerika menyukai dampak, desain yang berdampak,” ujar Ueno.
Desain berdampak adalah keahlian salon The Naja. Salon itu menciptakan kuku tiga dimensi dengan menggunakan obyek-obyek tidak lazim, seperti rambut tambahan, klip kertas bahkan staples. Salon itu sudah menghias kuku para bintang seperti Lady Gaga. Katanya, para selebriti membuat seni kuku digemari.
“Seni kuku benar-benar untuk setiap perempuan. Seperti lipstik baru. Setiap orang menggunakan kuku mereka sebagai perhiasan,” kata seorang seniman kuku di salon The Naja.
Obsesi terhadap kuku yang dihias menjadi bisnis besar.
“Saya sebenarnya menghasilkan uang lebih banyak dari sebelumnya dalam masa resesi ini,” ujar seniman kuku itu lagi.
Bisnis juga meningkat pada OPI
Weiss-Fischmann, memaparkan, “Luar biasa besar. Pertumbuhan penjualan naik sampai belasan persen selama lima tahun terakhir.”
Banyak konsumen mengatakan pada masa keuangan yang sulit lebih mudah membelanjakan lima sampai 10 dolar untuk cat kuku ketimbang hal lain yang lebih mahal.
“Jika kita ingin mendapat baju baru atau perhiasan baru atau sesuatu kemungkinan akan lebih mahal, tetapi jika kita mengubah penampilan dengan cat kuku, harganya jauh lebih murah, ujar Kathryn O’Sullivan.
O’Sullivan dan temannya Samantha Berendt adalah mahasiswi. Mereka menghias kuku di rumah dengan berbagai warna yang tidak mahal dan peralatan untuk menghias kuku sendiri dijual di toko-toko.
Berendt mengatakan, “Semakin banyak orang yang melakukannya. Saya menyukainya. Saya rasa lebih menyenangkan.”
Para pakar industri ini mengatakan cat kuku adalah produk yang paling cepat berkembang karena menjadi kegemaran yang terjangkau pada masa-masa sulit.