Studio "Lunn Fabrics" di kota kecil Lancaster, Ohio, merupakan produsen dan penyalur batik untuk para pengrajin quilt, selimut perca yang sudah menjadi tradisi Amerika sejak masa kolonialisme Inggris. Pemiliknya, master pewarnaan tekstil Debra Lunn dan perancang motif Michael Maroofka memproduksi di "Batik Pria Tampan" di Solo dengan ciri khas pewarnaaan menggunakan teknik lipat yang mirip prinsip tie-dye.
Menurut Andri Setiawan, direktur pabrik Batik Pria Tampan, Debra dan Michael yang menentukan desain dan warna. "Jadi warna apa yang mau dipakai, bagaimana aplikasinya ke kain, mereka yang menentukan. Bisa dikatakan mereka masternya sih, untuk batik yang saya kerjakan di sini, karena batik yang saya kerjakan memang agak beda dari batik lainnya. Warnanya juga warna-warni menyesuaikan dari Amerika, karena kebetulan tidak ada warnanya di sini," jelasnya.
Sebelumnya pasangan yang sudah 30 tahun malang melintang di dunia seni quilting dan pewarnaan tekstil ini sempat bekerja sama dengan beberapa perusahaan batik besar, namun mereka jengah dan prihatin dengan perlakuan terhadap buruh pabrik.
"Semakin banyak kami tahu tentang Indonesia, kami jadi tahu kondisi para pekerja kami dan terkejut. Kami lalu mengusulkan membayar para pekerja dengan upah yang wajar, yaitu sesuai upah minimum atau lebih dari itu. Kami juga ingin kesejahteraan mereka diperhatikan, kami ingin mereka bisa menggunakan kamar mandi yang pantas dan bersih. Kami ingin mereka berkembang, dan kalau mereka berkeluarga, kami ingin mereka bisa menyekolahkan anak-anak mereka. Tapi tidak satupun mitra kerja kami yang menerima usulan kami itu," kata Michael.
Your browser doesn’t support HTML5
Akhirnya mereka memilih bekerja sama degan Batik Pria Tampan yang berkomitmen meningkatkan kesejahteraan karyawannya.
Salah seorang karyawan Batik Pria Tampan, Wartini, mengatakan senang dengan kondisi kerjanya. "Tambah banyak teman, banyak saudara. Yang saya dapat di sini kalo periksa ke dokter ndak bayar."
Karyawan lainnya, Temon Harto Mulyono, juga mengatakan kepuasannya. "Perhatian dari bos ada, kesehatan ada, makannya sudah cukup, susu, seragam, pokoknya jadi ngga mikir-mikir yang pusing lah," ujarnya.
Batik Pria Tampan memproduksi lebih dari 90 ribu meter batik per bulan. Sebagian besar produknya diekspor ke Amerika dan Eropa. Selain membantu pabrik batik yang telah beroperasi sejak tahun 1977 ini untuk lebih ramah lingkungan, Debra dan Michael juga berkolaborasi mendirikan perpustakaan Ganesa yang gratis dan memiliki aneka aktivitas untuk segala umur.
Sementara itu, batik produksi Pria Tampan yang dijual online dan di studio Lunn Fabrics merupakan salah satu materi terlaris, favorit di kalangan pengrajin quilt di Amerika. Sebagian keuntungan penjualan disumbangkan untuk perpustakaan Ganesa. [dw]