Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman mengatakan korban yang belum ditemukan itu adalah Lettu Cpn. Wiradi. Sementara 12 korban lainnya sudah berhasil dievakuasi dan diidentifikasi di rumah sakit Bhayangkara di Palu.
Helikopter jenis Bell 412 EP dengan nomor penerbangan HA 5171 jatuh di perkebunan warga di dusun Patiro – Bajo, kelurahan Kasiguncu, kabupaten Poso Pesisir, Sulawesi Tengah, sekitar 30 menit setelah mengudara.
Kepala Kepolisian Resor Poso, AKBP Ronny Suseno mengatakan kepada VOA, helikopter itu sedang terbang dari desa Watutau di kecamatan Lore Peore menuju ke lapangan Kasintuwu – Poso Kota Utara. Belum jelas apa yang menyebabkan helikopter berputar arah menuju ke bandara Kasiguncu dan akhirnya mengalami kecelakaan.
"Karena cuaca saat memasuki kecamatan di Poso ini cukup buruk mendung dan angin kencang sehingga waktu akan menuju ke kota tidak memungkinkan dan memutar balik, kemungkinan tampaknya akan mendarat di bandara Kasiguncu. Namun, di tengah jalan ada trouble sehingga helikopter itu oleng dan jatuh," papar Ronny Suseno.
Berdasarkan data manifest, ada 13 orang yang tewas dalam musibah itu mencakup tujuh penumpang dan enam awak, yaitu :
1. Kolonel Inf Saiful Anwar (Danrem 132/Tadulako)
2. Kolonel Heri (BAIS)
3. Kolonel Inf Ontang RP (Satgas Intel Imbangan)
4. Letkol Cpm Tedy (Dandenpom)
5. Mayor Inf Faqih (Kapenrem)
6. dr Kapt Yanto
7. Prada Kiki (Ajudan Danrem)
8. Kapten Cpn Agung
9. Lettu Cpn Wiradi
10. Letda Cpn Tito
11. Serda Karmin
12. Sertu Bagus
13. Pratu Bangkit
Hasan, seorang warga kelurahan Kasiguncu yang berusia 60 tahun, mengatakan kepada VOA, ia melihat helikopter sempat berputar-putar dan terbang rendah sehingga akhirnya menukik ke kebun kelapa. Beberapa saat kemudian terdengar ledakan keras disertai asap hitam.
‘’Kronologisnya itu kita lihat helikopter tidak terlalu kedengaran, ah dia memutar, pas memutar di atas rumah ada yang lihat dan bilang, kenapa itu heli sudah dekat sekali dengan pohon kelapa. Saya bilang tidak tahu, barangkali mau mendarat. Lalu heli menukik, terdengar ledakan, habis itu sudah hilang,” tutur Hasan.
Warga bersama aparat gabungan TNI dan Polri bergegas ke lokasi untuk mengevakuasi korban. Operasi itu dipimpin langsung oleh Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bakti. Dua belas korban berhasil dievakuasi, namun hingga laporan ini disampaikan masih ada satu korban yang belum berhasil ditemukan.
Helikopter yang jatuh itu merupakan satu dari dua helikopter TNI Angkatan Darat yang dilibatkan untuk mendukung mobilitas logistik dan pasukan dalam Operasi Tinombala 2016 yang bertujuan untuk menangkap kelompok teroris Santoso.[yl/em]