Wartawan Jepang yang nahas itu tewas setelah terkurung dalam tembak-menembak ketika dia menyertai pemberontak Laskar Pembebasan Suriah.
Seorang wartawan perempuan Jepang tewas setelah terjebak dalam baku tembak di Suriah, sementara dua wartawan TV Alhurra yang mungkin bersama wartawan tersebut belum ditemukan.
Kementerian Luar Negeri Jepang menyatakan Mika Yamamoto ditembak hari Senin sewaktu mengikuti Tentara Pembebasan Suriah di kota Aleppo, Suriah Utara. Ia bekerja bagi Japan Press yang berbasis di Tokyo.
Sementara itu, televisi Alhurra yang didanai pemerintah Amerika menyatakan dua wartawannya yang melakukan peliputan di Aleppo kemungkinan telah ditawan oleh pasukan Suriah hari Senin.
Dalam pernyataan BBG, organisasi induk Alhurra dan juga VOA, mendesak pemerintah Suriah agar memastikan keselamatan kedua wartawannya, yakni koresponden Bashar Fahmi dan jurukamera Cuneyt Unal.
Dalam wawancara hari Selasa dengan VOA, jurubicara Wartawan Tanpa Tapal Batas Soazig Dollet mengatakan lima wartawan asing telah tewas sejak dimulainya pemberontakan di Suriah.
Pertempuran sengit terus berlangsung di seantero Suriah, di kawasan-kawasan yang mencakup Aleppo dan Damascus, di mana pasukan Bashar al-Assad melancarkan serangan-serangan untuk menghalau pemberontak dari posisi-posisi mereka.
Menurut para aktivis, pasukan Suriah menyerbu sebuah distrik di dekat ibukota, Selasa, dan membakar toko-toko serta rumah-rumah pada hari Selasa. Para aktivis oposisi mengatakan lebih dari 20 orang tewas dalam kekerasan di seantero negara itu.
Sementara itu, Presiden Amerika Barack Obama telah memperingatkan bahwa jika pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad menggunakan senjata-senjata kimia dalam pertempurannya melawan pasukan pemberontak, itu akan mempengaruhi secara signifikan bagaimana Amerika menanggapi konflik tersebut.
Kementerian Luar Negeri Jepang menyatakan Mika Yamamoto ditembak hari Senin sewaktu mengikuti Tentara Pembebasan Suriah di kota Aleppo, Suriah Utara. Ia bekerja bagi Japan Press yang berbasis di Tokyo.
Sementara itu, televisi Alhurra yang didanai pemerintah Amerika menyatakan dua wartawannya yang melakukan peliputan di Aleppo kemungkinan telah ditawan oleh pasukan Suriah hari Senin.
Dalam pernyataan BBG, organisasi induk Alhurra dan juga VOA, mendesak pemerintah Suriah agar memastikan keselamatan kedua wartawannya, yakni koresponden Bashar Fahmi dan jurukamera Cuneyt Unal.
Dalam wawancara hari Selasa dengan VOA, jurubicara Wartawan Tanpa Tapal Batas Soazig Dollet mengatakan lima wartawan asing telah tewas sejak dimulainya pemberontakan di Suriah.
Pertempuran sengit terus berlangsung di seantero Suriah, di kawasan-kawasan yang mencakup Aleppo dan Damascus, di mana pasukan Bashar al-Assad melancarkan serangan-serangan untuk menghalau pemberontak dari posisi-posisi mereka.
Menurut para aktivis, pasukan Suriah menyerbu sebuah distrik di dekat ibukota, Selasa, dan membakar toko-toko serta rumah-rumah pada hari Selasa. Para aktivis oposisi mengatakan lebih dari 20 orang tewas dalam kekerasan di seantero negara itu.
Sementara itu, Presiden Amerika Barack Obama telah memperingatkan bahwa jika pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad menggunakan senjata-senjata kimia dalam pertempurannya melawan pasukan pemberontak, itu akan mempengaruhi secara signifikan bagaimana Amerika menanggapi konflik tersebut.