Seoul: Korea Utara Mungkin Tembakkan Misil ke laut

Ketua Gabungan Kepala Staf Korea Selatan, Jenderal Won In-Choul (kanan depan) bersama Ketua Gabungan Kepala Staf AS Jenderal Mark A. Milley (kiri) di Seoul, Korea Selatan.

Korea Utara, Minggu (12/6) diduga melakukan uji coba misil ke laut, kata militer Korea Selatan, beberapa hari setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyerukan peningkatan kemampuan pertahanan untuk mengatasi ancaman dari luar.

Ketua Gabungan Kepala Staf Korea Selatan dalam pernyataan mengatakan pihaknya, Minggu pagi mendeteksi beberapa peluncuran yang diyakini sebagai misil Korea Utara. Pernyataan itu mengatakan Korea Selatan mempertahankan kesiagaan kuat militernya berkoordinasi secara erat dengan Amerika di tengah meningkatnya pemantauan terhadap Korea Utara.

Selama pertemuan dewan keamanan nasional yang membahas dugaan peluncuran itu, para pejabat Korea Selatan menyatakan prihatin Korea Utara sedang meningkatkan sistem persenjataan yang secara langsung mengancam Korea Selatan. Menurut kantor presiden, Korea Selatan juga akan menanggapi dengan tegas upaya Korea Utara tersebut.

Uji coba misil Korea Utara itu kurang menarik perhatian pihak luar daripada peluncuran misil sebelumnya. Tetapi misil jarak jauh yang canggih itu menjadi ancaman keamanan serius bagi wilayah metropolitan terpadat di Korea Selatan, yang jaraknya hanya 40-50 kilometer dari perbatasan dengan Korea Utara.

BACA JUGA: AS akan Beri Tanggapan Keras Jika Korea Utara Langsungkan Uji Coba Nuklir

Dugaan peluncuran misil itu merupakan yang terbaru dari serangkaian uji senjata Korea Utara tahun ini yang dikatakan para pakar asing merupakan upaya untuk menekan saingannya, Washington dan Seoul agar melonggarkan sanksi internasional terhadap Pyongyang dan membuat konsesi lainnya.

Pejabat Korea Selatan dan AS baru-baru ini mengatakan Korea Utara hampir merampungkan uji coba nuklir pertamanya dalam kurun waktu sekitar lima tahun. Pada bulan Maret, Korea Utara melancarkan uji coba rudal balistik antar benua yang mampu mencapai daratan AS, melanggar moratorium 2018 pada uji coba rudal besar.

Dalam pidato pada pertemuan partai yang berkuasa pekan lalu, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menggarisbawahi perlunya memperkuat kemampuan militer negaranya, dengan mengatakan lingkungan keamanan saat ini "sangat serius."

Pidato Kim yang disiarkan media pemerintah itu tidak menyebut Amerika atau Korea Selatan. Tetapi ia masih menetapkan "tugas-tugas militan" yang harus dilakukan angkatan bersenjata dan ilmuwannya, pernyataan yang akan terus ditekankannya dengan rencana peningkatan persenjataannya yang mendapat sorotan luas.

Kemungkinan uji coba nuklir baru oleh Korea Utara itu akan menjadi yang ketujuh dari peluncuran sejenis. Beberapa ahli mengatakan Korea Utara kemungkinan akan menggunakan tes tersebut untuk membangun hulu ledak yang akan dipasang pada senjata nuklir taktis untuk mencapai sasaran di Korea Selatan. [my/lt]