Serangan Bersenjata di Niger, 49 Tewas

Pejabat militer Nigeria memeriksa mobil milik kelompok bantuan Perancis ACTED di Kouré Reserve, sekitar 60 km dari Niamey, 21 Agustus 2020. (Boureima HAMA / AFP)

Lima warga sipil, empat tentara dan 40 penyerang bersenjata tewas hari Minggu dalam bentrokan di kawasan yang bergejolak di barat daya Niger di dekat perbatasan dengan Mali, kata pemerintah.

Sekitar 100 “teroris” bersenjata berat yang mengendarai sepeda motor menyerang desa Tchoma Bangou, pada hari Minggu sekitar pukul 3 sore, kata Kementerian Pertahanan Niger dalam pernyataan yang dibacakan di televisi pemerintah. Pernyataan itu tidak mengidentifikasi siapa yang dicurigai di balik serangan maut terbaru ini.

“Reaksi segera dan kuat” oleh Pasukan Pertahanan dan Keamanan “telah memungkinkan serangan ditangkis dan menyebabkan korban hebat di pihak musuh,” kata kementerian seraya menambahkan bahwa pasukannya telah menyita sepeda motor dan sejumlah senjata, termasuk AK47 dan senapan mesin, dari para penyerang.

Tchoma Bangou terletak di kawasan Tillaberi, berbatasan dengan Mali dan Burkina Faso. Daerah tersebut dikenal sebagai kawasan “tiga perbatasan” yang kerap menjadi sasaran kelompok-kelompok jihadis.

Tillaberi telah berada dalam keadaan darurat sejak 2017. Pihak berwenang telah melarang lalu lintas sepeda motor siang dan malam selama setahun dan memerintahkan penutupan pasar-pasar tertentu yang dicurigai menyediakan pasokan bagi “para teroris”.

Salah satu negara termiskin di dunia ini telah bertahun-tahun menghadapi pemberontak jihadis di perbatasan barat dayanya dengan Mali, serta Boko Haram di perbatasan tenggaranya dengan Nigeria. Serangan berulang kali telah menewaskan ratusan orang dan memaksa ribuan orang mengungsi dari rumah mereka.

Pada Januari lalu, 70 warga sipil tewas oleh kawanan lelaki bersenjata di Tchoma Bangou dan 30 lainnya di desa tetangga, Zaroumadareye. Bulan lalu, 19 orang tewas di desa-desa di kawasan yang sama, kata para pejabat.

Menurut perkiraan PBB, ada lebih dari 300 ribu orang yang mengungsi di dalam negeri di Niger, kebanyakan dari mereka melarikan diri dari kekerasan oleh teroris yang meningkat sejak 2015. [uh/ab]