Serangan udara Israel yang menarget posisi-posisi kelompok Palestina yang didukung Suriah di Lebanon Timur, Rabu (31/5) pagi menewaskan lima militan Palestina dan melukai 10 lainnya, kata seorang pejabat kelompok itu.
Anwar Raja dari Front Populer untuk Pembebasan Komando Umum Palestina (PFLP-GC), mengatakan kepada Associated Press di Damaskus bahwa serangan Israel menghantam posisi-posisi di kota Qusaya, Lebanon Timur, dekat perbatasan dengan Suriah. Ia mengatakan dua orang yang terluka berada dalam kondisi kritis.
Pejabat PFLP-GC lainnya, Abu Wael Issam yang berbasis di Lebanon, mengatakan kepada AP bahwa kelompoknya akan membalas "pada waktu yang tepat." Ia menambahkan bahwa serangan itu tidak akan menghalangi kelompoknya untuk “meningkatkan perang melawan Israel.”
Belum ada komentar dari militer Israel.
Militer Lebanon dan kelompok militan Hizbullah juga belum mengeluarkan komentar atas serangan udara itu.
PFLP-GC memiliki posisi-posisi di sepanjang perbatasan Lebanon-Suriah serta kehadiran militer di kedua negara. Kelompok itu telah melakukan serangan terhadap Israel di masa lalu.
Kelompok militan tersebut menjadi terkenal karena serangan besar-besaran terhadap Israel, termasuk pembajakan pesawat jet El Al pada tahun 1968 dan penembakan sebuah pesawat lain di bandara Zurich pada tahun 1969. Pada tahun 1970, mereka menanam bom di jet Swissair yang meledak dalam penerbangan dari Zurich ke Tel Aviv, menewaskan semua 47 penumpang di dalamnya.
Kelompok yang berbasis di Damaskus itu juga melakukan serangan terhadap Israel dari pangkalannya di Lebanon.
Selama invasi Israel ke Lebanon pada tahun 1985, PFLP-GC menangkap tiga tentara Israel dan merundingkan pembebasan mereka dengan imbalan lebih dari 1.100 tahanan yang kebanyakan warga Palestina, Lebanon, dan Suriah. [ab/uh]