Serangan-serangan Israel menewaskan puluhan orang di Jalur Gaza di tengah-tengah gempuran baru militer di bagian tengah dan selatan Gaza.
Militer Israel, Rabu (10/1) mengatakan telah menghantam 150 target di area Maghazi di Gaza Tengah dan di area Khan Younis di bagian selatan daerah kantong Palestina itu. Militer Israel menggambarkan mereka yang tewas sebagai “teroris.”
Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan 70 orang tewas dan 130 lainnya cedera dalam serangan semalam. Kementerian itu tidak membedakan antara warga sipil dan mereka yang terlibat pertempuran dalam data korbannya.
Kekerasan yang terus terjadi itu berlangsung sewaktu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berada di kawasan di tengah-tengah kampanye ulang aliknya dengan berbagai tujuan, termasuk berusaha mencegah perang itu meluas.
Blinken juga berupaya mendorong Israel untuk mencegah korban warga sipil dan memfasilitasi pengiriman bantuan ke Gaza. Ia telah mendiskusikan berbagai upaya untuk membebaskan sisa sandera yang masih ditawan militan di Gaza. Dalam berbagai pertemuan dengan para pemimpin regional, Blinken telah membahas pemerintahan Gaza pascaperang dan cara-cara mendorong perdamaian Israel-Palestina.
Para pejabat Israel telah mengatakan bahwa pertempuran akan berlanjut selama beberapa bulan lagi sementara militer berupaya melenyapkan kontrol Hamas atas Jalur Gaza, mengakhiri ancaman kelompok militan itu terhadap Israel dan membebaskan 129 sandera yang diduga masih ditawan Hamas.
Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang dalam serangannya di Israel Oktober lalu dan menyandera 240 orang. Kementerian kesehatan di Gaza mengatakan serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 23.300 orang Palestina. Sebagian besar Gaza berubah menjadi puing-puing dan 85% dari 2,3 juta populasinya telantar.
PBB telah memperingatkan mengenai dampak buruk konflik itu terhadap warga sipil di Gaza. Sebagian besar orang di sana telah lari meninggalkan rumah mereka dan para petugas bantuan kemanusiaan serta fasilitas-fasilitas kesehatan mengalami kesulitan dalam memberikan bantuan. [uh/ab]