Kedutaan Besar Israel di Stockholm menjadi sasaran percobaan serangan, kata duta besar negara itu pada Rabu (31/1), setelah pasukan penjinak bom menghancurkan apa yang oleh polisi Swedia disebut sebagai “benda berbahaya”.
Polisi mengatakan sebuah perangkat “yang menyala” ditemukan oleh staf di lokasi kedutaan Israel di ibu kota Swedia, tanpa menyebutkan secara spesifik benda apa yang dimaksud.
“Kami diberitahu pada pukul 13.08 siang oleh kedutaan bahwa mereka telah menemukan sebuah benda yang mereka yakini berbahaya,” kata Daniel Wikdahl dari kepolisian Stockholm kepada AFP.
Area di sekitar objek tersebut ditutup dan Wikdahl menambahkan bahwa pasukan penjinak bom nasional telah dipanggil ke lokasi kejadian dan memutuskan untuk menghancurkan objek tersebut.
“Benda tersebut telah dimusnahkan oleh tim penjinak bom nasional, dan penilaian kami memastikan bahwa benda itu ‘menyala’,” kata petugas polisi tersebut.
Polisi telah memulai proses penyelidikan, namun Wikdahl menolak menjelaskan secara spesifik benda apa itu, dengan alasan penyelidikan masih berlangsung.
BACA JUGA: Pasukan Israel Serang Gaza Utara dan Selatan di Tengah Desakan untuk Hentikan PertempuranTabloid Swedia Expressen dan Aftonbladet melaporkan bahwa benda itu adalah sebuah granat tangan, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, sementara Aftonbladet mengatakan bahwa granat tersebut telah dilemparkan melewati pagar yang mengelilingi kedutaan dan jatuh di tanah dekat gedung.
“Hari ini kami menjadi sasaran percobaan serangan terhadap Kedutaan Besar Israel di Stockholm dan para pegawainya,” kata Duta Besar Israel untuk Swedia Ziv Nevo Kulman dalam sebuah postingan di platform X.
“Kami tidak akan terintimidasi oleh teror,” tambah Kulman.
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menyebut situasi ini “sangat serius”.
“Percobaan serangan terhadap suatu kedutaan adalah serangan terhadap baik mereka yang bekerja di sana maupun Swedia,” tulisnya di X.
Pemerintah Swedia pada akhir Oktober menjanjikan 10 juta kronor atau satu juta dolar AS untuk meningkatkan keamanan di institusi dan jemaat Yahudi, menyusul meningkatnya antisemitisme setelah perang Israel-Hamas kembali meletus.
Pada awal Desember, Kristersson ikut serta dalam demonstrasi melawan anti-Semitisme di Stockholm.
Polisi Swedia mengatakan, saat itu mereka telah menerima 120 laporan kejahatan antisemitisme sejak pecahnya perang Israel-Hamas. [ns/rd]