Serangan Kelompok Bandit di Nigeria, Sedikitnya 160 Orang Tewas

Foto sebagai ilustrasi: Sejumlah tentara Nigeria berjadi dekat Gereja St. Francis, menyusul serangan kelompok bersenjata pada gereja yang terletak di Owo, Ondo, Nigeria, pada 6 Juni 2022. (Foto: Reuters/Temilade Adelaja)

Pemerintah lokal di negara bagian Plateau, Nigeria, pada Senin (25/12), mengatakan sedikitnya 160 orang tewas dalam serangkaian serangan kelompok bersenjata ke beberapa desa.

Jumlah korban tersebut menandai peningkatan tajam dari angka awal yang dilaporkan oleh pihak militer pada Minggu (24/12) malam. Pihak militer awalnya melaporkan 16 orang tewas dalam serangan di wilayah yang selama beberapa tahun terakhir ini telah dilanda ketegangan agama dan etnis.

Kepala pemerintahan lokal di Bokkos, Plateau, Monday Kassah, mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP, “sebanyak 113 orang dipastikan tewas ketika terjadi serangan pada hari Sabtu (23/12) yang terus berlanjut hingga Senin dini hari.”

BACA JUGA: Untuk Ketiga Kali dalam Tiga Bulan, Seluruh Wilayah Kenya Alami Pemadaman Listrik

Kelompok-kelompok militer, yang oleh warga lokal disebut “bandit,” telah melancarkan serangan yang “terkoordinasi dengan baik” di “sedikitnya 20 komunitas berbeda.” Mereka juga membakar sejumlah rumah, tambah Kassah.

“Kami menemukan lebih dari 300 orang mengalami luka-luka,” yang dipindahkan ke rumah sakit di Bokkos, Jos dan Barkin Ladi, ujarnya.

Palang Merah setempat melaporkan 104 korban tewas di 18 desa di Bokkos. Anggota parlemen negara bagian itu, Dickson Chollom, mengatakan 50 orang lainnya juga dilaporkan tewas di kawasan Barkin Ladi. Chollom mengutuk serangan itu dan meninta pasukan keamanan bertindak cepat.

Amnesty International, lewat platform X, mengkritik pemerintah setelah serangan tersebut, dengan mengatakan “pihak berwenang Nigeria telah gagal mengakhiri serangan berdarah yang sering terjadi di masyarakat pedesaan di negara bagian Plateau.”

Wilayah Nigeria barat laut dan tengah telah sejak lama diteror oleh milisi bandit yang beroperasi dari pangkalan mereka yang terletak jauh di dalam hutan dan menyerbu desa-desa untuk menjarah dan menculik penduduk untuk mendapatkan uang tebusan.

Persaingan sumber daya alam di antara penggembala nomaden dan petani, yang diperparah dengan pertumbuhan penduduk yang cepat dan juga tekanan iklim, telah memperburuk ketegangan sosial dan memicu kekerasan.

Konflik jihad telah berkecamuk di bagian timur laut Nigeria sejak tahun 2009, menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa sekitar 2 juta orang lainnya mengungsi, ketika Boko Haram bertempur untuk mendapatkan supremasi dengan para pesaingnya yang terkait dengan kelompok ISIS.

Presiden Bola Ahmed Tinubu, mantan gubernur Lagos yang terpilih pada bulan Februari lalu dalam pemungutan suara yang diperebutkan dengan sengit, telah berjanji untuk menarik lebih banyak investasi ke negara dengan perekonomian terbesar dan terpadat di Afrika itu dalam upaya untuk mengatasi tantangan-tantangan keamanan yang terus berlanjut. [em/rs]