Rudal Rusia menghantam sebuah bisnis swasta di wilayah Vinnytsia, Ukraina tengah, semalam, melukai tiga orang, kata pihak berwenang Ukraina pada Jumat (1/9).
Dalam postingan di Telegram, Gubernur Serhiy Borzov mengatakan, “Sayangnya, ada korban tiga warga sipil, mereka diberi semua bantuan yang diperlukan.” Dia menambahkan, properti dan mobil telah rusak.
Sementara itu, sebuah drone Ukraina menghantam sebuah kota pada Jumat pagi di Rusia barat yang merupakan lokasi bagi salah satu pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di negara itu.
Pejabat Rusia mengatakan tidak ada laporan kerusakan pada pabrik itu sendiri, yang terletak di Kurchatov, namun setidaknya satu bangunan rusak.
Pembangkit nuklir Kursk memiliki reaktor berkomponen grafit yang sama dengan pembangkit nuklir Chernobyl, lokasi kecelakaan nuklir terbesar di dunia pada tahun 1986 yang menyebarkan radiasi nuklir ke seluruh Eropa.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada hari Jumat dalam informasi intelijen hariannya mengenai Ukraina bahwa Rusia kini menggunakan “serangkaian pertahanan pasif” untuk menjamin keamanan penyeberangan di Selat Kerch, termasuk Jembatan Krimea.
Kementerian itu mengatakan pertahanan tersebut mencakup generator asap dan penghalang bawah air yang dibangun dari kapal-kapal yang tenggelam dan pelampung untuk melindungi dari dari serangan drone.
“Pentingnya jembatan ini bagi logistik dan simbolisme pendudukan Rusia mengharuskan tindakan perlindungan ekstensif ini,” kata laporan itu.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB mengatakan pada hari Kamis (31/8) bahwa ia telah menghubungi Rusia dengan “proposal konkrit” untuk memperbarui kesepakatan gandum yang telah dibatalkan oleh Moskow pada bulan Juli dan kemudian diikuti dengan serangkaian serangan terhadap pelabuhan dan infrastruktur gandum milik Ukraina. [lt/ab]