Seorang pejabat Ukraina, Kamis (6/10), mengatakan tembakan Rusia menghantam bangunan tempat tinggal di Zaporizhzhia, menewaskan sedikitnya dua orang.
Oleksandr Starukh, Gubernur Zaporizhzhia, mengunggah di Telegram bahwa lima lainnya terperangkap dalam puing-puing setelah serangan itu.
Ukraina menguasai kota itu, tetapi wilayah Zaporizhzhia sebagian besar diduduki oleh Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang pada Rabu yang menyatakan Rusia mencaplok Zaporizhzhia dan tiga wilayah lainnya. Langkah itu dikecam Ukraina dan mitra Baratnya, serta PBB, sebagai pelanggaran hukum internasional.
BACA JUGA: Zelenskyy: Negosiasi dengan Putin ‘Mustahil’ Setelah Klaim AneksasiZaporizhzhia adalah rumah bagi pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa. Penembakan di daerah itu dalam beberapa bulan ini menimbulkan kekhawatiran internasional akan bencana nuklir.
Rafael Grossi, Kepala Badan Energi Atom PBB, akan mengunjungi Kyiv dan Moskow pekan ini untuk apa yang dia katakan akan menjadi pertemuan penting. Dia mengatakan pada Rabu bahwa kebutuhan akan zona pelindung di sekitar pembangkit listrik itu "kini lebih mendesak daripada sebelumnya."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pidato malamnya pada Rabu mengatakan bahwa pasukannya telah merebut kembali Novovoskrysenske, Novohryhorivka, dan Petropavlivka, tiga desa di wilayah Kherson yang juga dicaplok Rusia.
Kepala Badan Pembangunan Internasional Amerika, Samantha Power, Kamis (6/10), tiba di Kyiv untuk apa yang dikatakan badan itu sebagai kunjungan untuk bertemu pejabat pemerintah, petani, jurnalis, pengusaha, dan pekerja energi untuk membahas cara membantu rakyat Ukraina secara lebih efektif. [ka/ab]