Serangan bom Rusia merusak banyak situs budaya Ukraina serta pasokan bahan pangan yang dikirim Ukraina ke negara-negara miskin.
Kerusakan yang tinggi tersebut terungkap pada pertemuan Dewan Keamanan PBB yang membahas soal Ukraina pada Rabu (26/7).
Menurut organisasi budaya PBB, UNESCO, sejak perang dimulai pada Februari 2022, setidaknya 274 situs budaya Ukraina rusak, termasuk 117 situs keagamaan.
"Situs keagamaan seharusnya menjadi tempat ibadah, bukan tempat perang," kata Nihal Saad, direktur PBB untuk Aliansi Peradaban, dalam pengarahannya kepada dewan.
Namun, wakil duta besar tetap Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky, mengatakan pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sedang melakukan "kampanye" untuk menghancurkan ortodoksi di Ukraina.
Ia menolak kecaman atas serangan rudal Rusia, Minggu, di Katedral Transfigurasi, Situs Warisan Dunia UNESCO di Odesa, kota di Ukraina selatan. Ia menyatakan bahwa itu adalah kesalahan Ukraina.
Pada sidang kedua yang diminta Kyiv, Khaled Khiari, asisten sekjen PBB untuk Timur Tengah, Asia dan Pasifik, mengatakan kepada dewan bahwa serangan Rusia terhadap fasilitas bahan pangan adalah "perubahan yang membawa malapetaka bagi Ukraina dan dunia."
Rusia pekan lalu menarik diri dari Black Sea Grain Initiative, perjanjian yang melindungi pengiriman gandum Ukraina ke negara-negara lain.
BACA JUGA: Rusia Larang TV IndependenMenurut pejabat-pejabat, serangan terhadap Odesa telah merusak infrastruktur penting untuk ekspor gandum pada masa depan. Serangan di pelabuhan Chornomorsk pada minggu lalu menghancurkan 60.000 metrik ton gandum, jumlah yang cukup untuk memberi makan 270.000 orang selama satu tahun, kata Program Pangan Dunia (WFP).
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan serangan Rusia memiliki konsekuensi global bagi pasokan pangan dunia, terutama di bagian-bagian dunia yang kesulitan mengatasi kelaparan dan kekurangan gizi. [ka/rs]