Seorang penyerang dunia maya menyusup ke Pusat Data Nasional (PDN) milik pemerintah dan meminta uang tebusan sebesar $8 juta, kata Menteri Perhubungan seperti dikutip kantor berita Antara, Senin (24/6).
Serangan itu mengganggu beberapa layanan pemerintah, terutama di bandara pekan lalu, meskipun mesin-mesin otomatis kini telah berfungsi kembali, kata kementerian komunikasi dan informatika pada Senin.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi mengatakan penyerang menggunakan varian baru perangkat lunak berbahaya yang eksis saat ini yang disebut Lockbit 3.0, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Kelompok kejahatan siber Lockbit terkenal sering menggunakan perangkat lunak berbahaya yang disebut ransomware untuk memeras korbannya secara digital.
Ransomware bekerja dengan mengenkripsi data korban. Peretas dapat menawarkan solusi untuk mengunci data itu dengan imbalan pembayaran, biasanya dilakukan dalam mata uang kripto, yang jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu atau bahkan jutaan dolar.
Jika korban menolak, peretas dapat mengancam akan membocorkan atau menghapus data rahasia sebagai upaya untuk menekan orang atau organisasi tersebut.
Semuel Abrijani Pangerapan, pejabat di Kementerian Komunikasi, mengatakan penyelidikan forensik digital sedang dilakukan dan rincian lebih lanjut belum ditemukan. [ab/ns]