Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan bunuh diri hari Senin (20/1) atas sebuah pasar di Rawalpindi, tidak jauh dari Islamabad, ibukota Pakistan.
ISLAMABAD —
Pihak berwenang di Pakistan mengatakan seorang tersangka pembom bunuh diri Taliban hari Senin meledakkan dirinya tidak jauh dari markas besar militer, menewaskan sedikitnya 13 orang – termasuk tentara – dan melukai sedikitnya 18 orang.
Pertumpahan darah itu terjadi sehari setelah ledakan dahsyat di dalam kompleks tentara di kota yang bergolak di Pakistan Barat Laut, yang menewaskan 20 tentara.
Ledakan pada pagi hari itu terjadi di sebuah pasar yang sibuk, sekitar 30 meter dari pintu masuk markas besar tentara di Rawalpindi. Pasukan Pakistan tampaknya menjadi target pemboman itu.
Pejabat senior polisi Haroon Joyja mengatakan kepada wartawan bahwa pembom bunuh diri itu mengendarai sepeda dan meledakkan bahan peledak yang dibawanya sewaktu ia mendekati pos pemeriksaan militer.
Taliban Pakistan mengklaim bertanggungjawab atas serangan tersebut. Itu merupakan serangan berdarah kedua yang dilakukan kaum militan terhadap tentara Pakistan dalam waktu 24 jam.
Berbicara dalam pertemuan para ilmuwan dan diplomat asing di Islamabad Senin siang, Presiden Pakistan Mamnoon Hussain menegaskan kembali bahwa negaranya telah menderita akibat dampak perang di Afghanistan yang dipimpin Amerika, tetapi mengatakan banyak orang belum memahami situasi kritis yang dihadapi Pakistan.
“Pakistan telah menanggung kerugian materi dan nyawa yang sangat besar, sementara menjadi bagian dari kampanye internasional melawan terorisme. Ribuan nyawa telah melayang dan kerugian ekonomi mencapai milyaran dollar. Kadangkala komitmen Pakistan pun dipertanyakan. Faktanya adalah disamping Afghanistan, tidak ada negara di dunia – selain Pakistan – yang membayar harga sangat mahal. Pengorbanan yang dilakukan oleh rakyat dan pasukan keamanan Pakistan tidak ada taranya,” papar Hussain.
Presiden Pakistan Mamnoon Hussain tampaknya merujuk pada kecaman Amerika bahwa Pakistan tidak melakukan cukup upaya untuk mencerabut basis-basis militan – khususnya di daerah kesukuan Waziristan – di mana pemberontak Taliban di Afghanistan diyakini menerima dukungan.
Anggota-anggota Kongres Amerika bahkan telah menuding militer Pakistan mendukung kegiatan pemberontak, tudingan yang dibantah pejabat-pejabat Pakistan.
Meningkatnya aksi kekerasan oleh Taliban ini membuat Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif membatalkan lawatannya ke Forum Ekonomi Dunia di kota peristirahatan Davos, Swiss pekan ini.
Nawaz Sharif memimpin sidang khusus kabinet hari Senin untuk membahas keprihatinan keamanan terkait serangan-serangan militan itu. Beberapa pejabat mengutip Nawaz Sharif yang dalam pertemuan itu mengatakan, “pemerintah bertekad mengekang terorisme dan semua langkah yang diambil untuk memulihkan perdamaian”.
Pertumpahan darah itu terjadi sehari setelah ledakan dahsyat di dalam kompleks tentara di kota yang bergolak di Pakistan Barat Laut, yang menewaskan 20 tentara.
Ledakan pada pagi hari itu terjadi di sebuah pasar yang sibuk, sekitar 30 meter dari pintu masuk markas besar tentara di Rawalpindi. Pasukan Pakistan tampaknya menjadi target pemboman itu.
Pejabat senior polisi Haroon Joyja mengatakan kepada wartawan bahwa pembom bunuh diri itu mengendarai sepeda dan meledakkan bahan peledak yang dibawanya sewaktu ia mendekati pos pemeriksaan militer.
Taliban Pakistan mengklaim bertanggungjawab atas serangan tersebut. Itu merupakan serangan berdarah kedua yang dilakukan kaum militan terhadap tentara Pakistan dalam waktu 24 jam.
Berbicara dalam pertemuan para ilmuwan dan diplomat asing di Islamabad Senin siang, Presiden Pakistan Mamnoon Hussain menegaskan kembali bahwa negaranya telah menderita akibat dampak perang di Afghanistan yang dipimpin Amerika, tetapi mengatakan banyak orang belum memahami situasi kritis yang dihadapi Pakistan.
“Pakistan telah menanggung kerugian materi dan nyawa yang sangat besar, sementara menjadi bagian dari kampanye internasional melawan terorisme. Ribuan nyawa telah melayang dan kerugian ekonomi mencapai milyaran dollar. Kadangkala komitmen Pakistan pun dipertanyakan. Faktanya adalah disamping Afghanistan, tidak ada negara di dunia – selain Pakistan – yang membayar harga sangat mahal. Pengorbanan yang dilakukan oleh rakyat dan pasukan keamanan Pakistan tidak ada taranya,” papar Hussain.
Presiden Pakistan Mamnoon Hussain tampaknya merujuk pada kecaman Amerika bahwa Pakistan tidak melakukan cukup upaya untuk mencerabut basis-basis militan – khususnya di daerah kesukuan Waziristan – di mana pemberontak Taliban di Afghanistan diyakini menerima dukungan.
Anggota-anggota Kongres Amerika bahkan telah menuding militer Pakistan mendukung kegiatan pemberontak, tudingan yang dibantah pejabat-pejabat Pakistan.
Meningkatnya aksi kekerasan oleh Taliban ini membuat Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif membatalkan lawatannya ke Forum Ekonomi Dunia di kota peristirahatan Davos, Swiss pekan ini.
Nawaz Sharif memimpin sidang khusus kabinet hari Senin untuk membahas keprihatinan keamanan terkait serangan-serangan militan itu. Beberapa pejabat mengutip Nawaz Sharif yang dalam pertemuan itu mengatakan, “pemerintah bertekad mengekang terorisme dan semua langkah yang diambil untuk memulihkan perdamaian”.