Serangan Udara Berlanjut di Suriah, 25 Tewas

Sebuah ambulans yang hancur akibat serangan udara terlihat di dekat Ansari, wilayah Pertahanan Sipil Suriah yang dikenal dengan nama "White Helmets" Aleppo bagian timur, Suriah (23/9).

Organisasi pemantau hak azasi Suriah yang berbasis di Inggris mengatakan sedikitnya 25 orang tewas hari Sabtu. Hari sebelumnya, sedikitnya 30 orang, termasuk beberapa anak-anak, dilaporkan tewas oleh serangan udara Rusia dan Suriah.

Serangan udara yang tak henti-hentinya terhadap bagian daerah kota Aleppo, Suriah, yang dikuasai pemberontak, berlanjut hari Sabtu (24/9), di mana banyak bangunan diratakan ke tanah.

Organisasi pemantau hak azasi Suriah yang berbasis di Inggris mengatakan sedikitnya 25 orang tewas hari Sabtu. Hari sebelumnya, sedikitnya 30 orang, termasuk beberapa anak-anak, dilaporkan tewas oleh serangan udara Rusia dan Suriah.

Para saksi mengatakan peningkatan serangan udara mulai Rabu malam setelah pemerintah Suriah mengumumkan serangan dilanjutkan untuk merebut kembali seluruh kota itu. Ini menyusul kegagalan Amerika dan Rusia menyelamatkan gencatan senjata yang telah meredakan pertempuran selama hampir seminggu.

Serangan udara yang gencar dilancarkan terhadap daerah-daerah kediamanan dan gedung-gedung yang digunakan oleh organisasi relawan yang bernama “Helm Putih.”

Aleppo, kota terbesar kedua negara itu, telah terbagi-bagi antara pasukan pemerintah, milisi pemberontak, ekstrimis Islamis dan laskar Kurdi sejak tahun 2012.

Seorang anggota organisasi Pembela Sipil Suriah mengatakan kepada Associated Press bahwa pemboman yang dilanjutkan kembali itu adalah yang paling gencar dalam perang tersebut.

Ia menuduh serangan itu adalah pembalasan terhadap organisasi tadi, yang juga bernama Helm Putih, yang memenangkan hadiah internasional “Right Livelihood Award” hari Kamis sebagai pengakuan atas usaha mereka menolong dan menyediakan pengobatan bagi orang-orang yang luka dalam serangan itu.

Organisasi tersebut mengatakan korban seluruhnya masih tidak jelaskarena gencarnya pemboman telah menghambat para pekerja mencapai para korban serangan terbaru itu. [gp]