Media pemerintah Iran mengatakan serangan udara Israel di sebuah kawasan pemukiman di Damaskus, Suriah, pada Senin (25/12), menewaskan seorang jenderal berpangkat tinggi Iran.
Pembunuhan terhadap Said Razi Mousavi, seorang penasihat senior pasukan paramiliter Garda Revolusi Iran di Suriah, terjadi ketika bentrokan antara kelompok Hizbullah dan Israel di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel terus meningkat. Bentrokan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran meluasnya perang Israel-Hamas ke kawasan lain dengan kelompok-kelompok yang didukung Iran.
Serangan udara Israel pada awal Desember lalu di Suriah menewaskan dua jenderal Iran lainnya.
Kantor berita resmi Iran IRNA dan kelompok Pemantau HAM Suriah yang beroposisi dan berkantor di Inggris mengatakan Israel menghantam pemukiman Sayida Zeinab, yang terletak di dekat sebuah masjid Syiah.
Meskipun IRNA belum menyampaikan rincian serangan itu lebih jauh, kelompok Pemantau HAM Suriah mengatakan militer Israel menarget Mousavi setelah ia memasuki sebuah kawasan peternakan di daerah itu, yang diduga merupakan salah satu dari beberapa kantor Hizbullah. Kelompok militan Lebanon ini bersama Iran dan Rusia, telah memainkan peran militer yang penting dalam mempertahankan kekuasaan pemerintah Presiden Bashar Al Assad selama konflik di Suriah.
BACA JUGA: Maersk Persiapkan Kembalinya Pelayaran di Laut Merah Pasca Serangan HouthiIRNA menggambarkan Mousavi sebagai sahabat dekat Jenderal Qassim Soleimani, kepala pasukan elit Iran Quds, yang tewas dalam serangan pesawat nirawak Amerika Serikat di Irak pada Januari 2020 lalu.
Militer Israel dan media pemerintah Suriah belum mengeluarkan pernyataan apapun mengenai serangan itu.
Berbicara di stasiun televisi pemerintah, Duta Besar Iran untuk Suriah Hossein Akbari pada Senin malam menyebut serangan itu sebagai langkah “teroris pengecut” Israel.
“Karena Mousavi berada di Suriah sebagai penasihat militer resmi, maka serangan ini merupakan tindakan pengecut rezim Zionis yang bertentangan dengan konvensi internasional, dan tentu saja negara korban berhak membalas. Israel pasti akan mendapat pembalasan atas kejahatan ini, di saat dan situasi yang tepat nanti,” ujar Akbari.
Beberapa tahun terakhir ini Israel telah melancarkan ratusan serangan terhadap sejumlah sasaran di dalam wilayah Suriah yang dikoyak perang dan dikendalikan oleh pemerintah. Israel biasanya tidak mengakui serangan udara yang dilakukannya di Suriah. Tetapi ketika mengakui hal tersebut, biasanya Israel mengatakan mereka menarget kelompok-kelompok yang didukung Iran dan mendukung pemerintahan Assad. [em/jm]