Serangan udara Israel menghantam Kota Baalbek yang bersejarah di Lebanon timur pada hari Rabu (30/10), menewaskan sedikitnya 19 orang, demikian menurut kementerian kesehatan Lebanon.
Beberapa jam sebelum serangan terjadi, militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi untuk seluruh kota itu dan sebagian wilayah Lembah Bekaa di Lebanon timur, tempat Baalbek berlokasi. Puluhan ribu warga Lebanon melarikan diri karena panik, kata seorang pejabat pertahanan sipil Lebanon.
“Seluruh kota panik saat mencari tahu ke mana harus pergi, dan terjadi kemacetan besar,” kata Bilal Raad, kepala pertahanan sipil Lebanon, kepada Reuters.
Baalbek adalah situs kompleks kuil Romawi yang terdaftar sebagai situs Warisan Dunia UNESCO.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Siprus Nikos Christodoulides bertemu di Gedung Putih pada hari Rabu untuk membahas cara mengakhiri pertempuran di Lebanon dan Gaza.
BACA JUGA: Amerika Dukung Hak Israel untuk Serang Target Hizbullah yang Sah di LebanonSiprus, negara Uni Eropa yang paling dekat dengan Gaza, telah memainkan peran penting dalam memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Setelah pertemuannya dengan Biden, Christodoulides mengatakan dia “cukup optimistis” bahwa kesepakatan gencatan senjata Lebanon akan segera tercapai.
Pejabat senior Gedung Putih Brett McGurk dan Amos Hochstein dijadwalkan berada di Israel pada hari Kamis (31/10) untuk membahas berbagai isu, termasuk perjanjian gencatan senjata di Gaza dan Lebanon serta pembebasan sandera yang masih ditahan Hamas.
Pemimpin baru Hizbullah Naim Kassem mengatakan kelompok militan tersebut akan terus memerangi Israel di Lebanon dan Israel utara sampai mereka ditawari persyaratan gencatan senjata yang dianggap dapat diterima.
“Jika Israel memutuskan untuk menghentikan agresi, kami mengatakan bahwa kami menerimanya, namun sesuai dengan persyaratan yang kami anggap sesuai,” kata Kassem, berbicara dari lokasi yang dirahasiakan dalam rekaman pidato yang disiarkan televisi.
“Kami tidak akan meminta gencatan senjata karena kami akan terus (berjuang)…tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan,” katanya.
Pernyataannya muncul sehari setelah ditunjuk sebagai pemimpin baru kelompok militan tersebut, menggantikan pemimpin lama Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran kota Beirut pada akhir September.
Kassem telah menjabat sebagai wakil Nasrallah selama lebih dari tiga dekade.
Pidato Kassem disampaikan ketika mediator internasional meluncurkan dorongan baru untuk merundingkan gencatan senjata di Lebanon dan Gaza, tempat pasukan Israel memerangi militan Hamas selama lebih dari setahun.
Menteri Energi Israel Eli Cohen mengatakan Kabinet Keamanan pemerintah sedang mendiskusikan persyaratan gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon selatan, tempat pasukan Israel melakukan serangan darat.
"Ada diskusi. Saya pikir ini masih memerlukan waktu," kata Cohen kepada radio publik Israel.
Stasiun televisi Channel 12 Israel mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengadakan pembicaraan dengan para pejabat tinggi pada Selasa malam mengenai tuntutan Israel sebagai imbalan atas gencatan senjata 60 hari dengan Hizbullah.
Israel menuntut agar Hizbullah mundur ke utara Sungai Litani, sekitar 30 kilometer dari perbatasan Israel. Selain itu, Israel ingin pasukan Lebanon dikerahkan di sepanjang perbatasan, sebuah mekanisme intervensi internasional untuk menegakkan gencatan senjata, dan bahwa Israel akan tetap bebas untuk merespons secara militer jika muncul ancaman.
Perang di Lebanon dimulai akhir bulan lalu, hampir setahun setelah Hizbullah melancarkan serangan lintas batas dengan intensitas rendah ke Israel untuk mendukung Hamas setelah serangannya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 1.754 orang di Lebanon sejak 23 September, menurut perghitungan Kementerian Kesehatan yang dikutip kantor berita AFP, meskipun jumlah sebenarnya kemungkinan akan lebih tinggi karena kesenjangan dalam data.
Militer Israel mengatakan mereka telah kehilangan 37 tentara dalam operasinya di Lebanon sejak melancarkan operasi darat pada 30 September. [ab/em]