Serangan Udara Israel Tewaskan 17 Orang di Gaza

Para pelayat mengelilingi jenasah militan jihad yang akan dimakamkan di Gaza (10/3).

Menurut sebuah kelompok militan Palestina, Komite Perlawanan Rakyat (PRC), serangan udara Israel telah menewaskan pemimpin mereka, Zohair al-Qaisi, dan seorang anggota lain, Mahmud Hanani.

Para pejabat medis Palestina mengatakan serangan udara Israel menewaskan seorang anak berusia 12 tahun dan seorang militan hari Minggu, sehingga jumlah korban tewas di Gaza sejak Jumat menjadi 17. Serangan itu dilancarkan setelah warga Palestina menembakkan roket ke Israel selatan.

Israel melakukan pembalasan terhadap lebih dari 100 serangan roket ke wilayah Israel dalam kekerasan yang berkobar terburuk antara Israel dan Palestina dalam beberapa tahun ini.

Ribuan pelayat Palestina turun ke jalan-jalan di Gaza hari Sabtu untuk prosesi pemakaman mereka yang tewas. Banyak pengunjuk rasa meneriakkan "balas dendam, balas dendam!"

Di antara yang tewas adalah Mahmud Hanan dan Zuhair al-Qaissi, pemimpin Komite Perlawanan Rakyat (RRC). Kelompok ini terkenal karena penculikan prajurit Israel Gilad Schalit tahun 2006, yang kemudian dibebaskan tahun lalu dengan ditukar lebih dari 1.000 tahanan Palestina.

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengatakan serangan udara ini akan diteruskan dan militer Israel akan membalas setian serangan terhadap warga Israel.

Militer Israel mengatakan dua militan merencanakan serangan terhadap Israel dari Mesir. Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, telah mempertahankan gencatan senjata diam-diam dengan Israel.

Namun, kelompok-kelompok Palestina bersenjata lain, seperti PRC, biasa menembakkan roket dan mortir melintasi perbatasan. Serangan roket ini memicu serangan udara Israel sebagai balasan. PRC telah bertekad untuk membalas kematian anggotanya.

Seorang juru bicara bagi Hamas, militan Palestina yang memerintah Jalur Gaza, menyalahkan Israel atas kekerasan itu.

Eskalasi kekerasan itu mengundang imbauan gencatan senjata dari Amerika, PBB dan Uni Eropa.