Serangan-serangan udara menghantam beberapa daerah yang dikuasai pemberontak di Aleppo Rabu malam, hanya beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry menyerukan diakhirinya penerbangan pesawat-pesawat tempur di atas daerah-daerah penting di Suriah. Ini juga menandai serangan terbesar terhadap kota itu dalam beberapa bulan ini.
Para aktivis oposisi segera menuding pemerintah Suriah, meskipun para pejabat belum mengomentari laporan tersebut. Pertempuran hebat berkobar di pinggiran Aleppo, Kamis pagi (22/9) setelah serangan udara itu.
Serangan udara di Aleppo Timur, Rabu (21/9) menewaskan 12 warga sipil dan merupakan tantangan besar terhadap gencatan senjata yang diperantarai Amerika Serikat dan Rusia awal bulan ini.
Jika gencatan senjata yang memburuk di Suriah ingin diselamatkan, kata Kerry, Rabu, pesawat-pesawat tempur harus berhenti mengebom tempat-tempat di mana badan-badan bantuan kemanusiaan sedang berupaya mengirimkan makanan dan obat-obatan.
Setelah pelanggaran menyolok perjanjian gencatan Suriah itu, khususnya, serangan udara maut yang menghancurkan konvoi bantuan pada hari Senin dan disebut AS dilakukan oleh Rusia, Kerry mengatakan semua pihak dalam konflik kini berada dalam posisi sangat kritis.
Proporal Kerry itu disusun secara diplomatis, tanpa menyebut pesawat-pesawat Suriah atau Rusia, yang dipersalahkan atas sebagian besar serangan maut terhadap kawasan sipil selama perang tahun silam. Kerry mengatakan ini akan berlaku terhadap semua pesawat udara di daerah-daerah tertentu Suriah, termasuk pesawat-pesawat yang diterbangkan oleh Amerika Serikat dan mitra-mitra koalisinya.
Kerry mengemukakan imbauan itu dalam pertemuan tingkat tinggi di Dewan Keamanan PBB, dengan mengatakan pembatasan terhadap banyaknya penerbangan di atas wilayah negara lain sangat penting untuk mengakhiri pertumpahan darah di Suriah. [uh/ab]