Serangan udara Turki yang diluncurkan sebagai bagian dari serangan baru terhadap pejuang Kurdi Suriah nyaris menghantam pasukan Amerika di Suriah timur laut. Hal tersebut semakin meningkatkan ketegangan yang terjadi di kawasan itu, kata dua sumber kepada VOA.
Komando Pusat Amerika, CENTCOM, yang bertanggungjawab terhadap sekitar 900 tentara Amerika Serikat yang berada di Suriah dan bertugas melawan kelompok teror ISIS, pada Selasa (22/11), pertama kali mengungkapkan akan adanya serangan tersebut.
CENTCOM mengatakan bahwa tidak ada pasukan AS yang berada di pangkalan ketika serangan terjadi. Namun seorang pejabat pertahanan mengatakan kepada VOA, pada Rabu (23/11) malam, bahwa pasukan Amerika Serikat berada hanya 300 meter dari pangkalan itu, yang terletak di utara Kota Hasaka.
Seseorang yang dekat dengan pimpinan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung oleh AS, lebih lanjut mengatakan kepada VOA bahwa pangkalan itu adalah bagian dari kompleks yang lebih besar. Pasukan AS berada dalam gedung berbeda yang bukan bagian dari pangkalan itu.
“Kami menerima informasi tambahan bahwa ada risiko bagi pasukan dan personel Amerika,” kata juru bicara CENTCOM, Kolonel Joe Buccino, dalam pernyataan yang diberikan kepada VOA.
“Tindakan-tindakan ini mengancam tujuan bersama kita, termasuk perang berkelanjutan melawan ISIS untuk memastikan kelompok itu tidak akan pernah bisa bangkit dan mengancam kawasan,” tambahnya.
Pejabat-pejabat CENTCOM sejauh ini menolak memberi informasi tambahan tentang insiden yang terjadi pada Selasa itu, yang menarget pangkalan di dekat Hasakah. Pangkalan ini digunakan bersama oleh pasukan Amerika Serikat dan SDF.
Pejabat-pejabat SDF mengatakan serangan udara pada Selasa itu menewaskan dua anggota pasukan antiterorisme yang dilatih Amerika. Seorang juru bicara SDF mengatakan kepada VOA pada Rabu, bahwa pasukan Amerika telah berada di pangkalan hanya lima hari sebelumnya, melakukan beberapa pengawasan udara di daerah itu.
Pernyataan Amerika Serikat bahwa serangan udara Turki mungkin secara langsung membahayakan personelnya disampaikan setelah berulang kali seruan dilayangkan oleh pejabat Amerika Serikat agar pasukan Turki dan Kurdi Suriah mundur.
Pada Rabu, ketua Kepala Staf Gabungan Amerika, Jenderal Mark Milley, berbicara melalui telepon dengan rekannya dari Turki. Ia menekankan perlunya menjaga komunikasi. [ka/em]