Seorang warga Palestina membunuh dua warga Israel dan melukai empat lainnya dalam serangan di sebuah permukiman di Tepi Barat, Selasa (15/11), sebelum ia ditembak mati oleh personel keamanan Israel.
Petugas paramedis Magen David Adom mengonfirmasi keduanya tewas di pemukiman Ariel. Empat korban luka dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius.
Militer Israel mengatakan warga Palestina itu menyerang sekelompok warga Israel di pintu masuk ke zona industri permukiman, kemudian melanjutkan aksinya ke pompa bensin terdekat dan menikam lebih banyak orang di sana.
Laporan awal oleh outlet berita Israel mengatakan penyerang berusaha melarikan diri dari tempat kejadian. Ia mengendarai mobil ke jalan raya yang berdekatan, namun mengalami tabrakan. Ia kemudian lari meninggalkan kendaraannya.
Video amatir yang ditayangkan di televisi Israel menunjukkan tersangka penyerang berlari di jalan raya dan ambruk ke tanah setelah ditembak. Kementerian Kesehatan Palestina kemudian mengukuhkan tewasnya orang Palestina itu.
Belum ada kabar langsung tentang motif penikamannya dan tidak ada kelompok militan yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Perdana Menteri Israel Yair Lapid menyatakan belasungkawa kepada keluarga mereka yang tewas dalam serangan itu dan mengatakan Israel “memerangi teror tanpa henti dan dengan kekuatan penuh.'' ''Pasukan keamanan kami bekerja sepanjang waktu untuk melindungi warga Israel dan merusak infrastruktur teror di mana-mana, setiap saat,'' katanya.
Serangan Selasa adalah yang terbaru dalam gelombang kekerasan Israel-Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem timur yang telah menewaskan sedikitnya 23 orang Israel dan lebih dari 130 orang Palestina pada tahun ini. Jumlah korban tewas itu menjadikan 2022 sebagai tahun yang paling mematikan sejak 2006.
Israel merebut Tepi Barat dalam perang Timur Tengah pada 1967, bersama Yerusalem timur dan Jalur Gaza. Orang-orang Palestina mengupayakan wilayah-wilayah itu sebagai bagian dari negara masa depan yang mereka cita-citakan. [ab/ka]