Ledakan-ledakan bom mobil di wilayah berpenduduk Syiah Baghdad dan di kota Basra menewaskan sekurang-kurangnya 86 orang dan melukai puluhan lainnya, Senin (20/5).
Menurut para pejabat Irak, sembilan bom mobil meledak di Baghdad hari Senin (20/5), beberapa bom meledak di pasar dan pemberhentian bus yang ramai.
Satu ledakan di distrik Shaab, Baghdad utara, menewaskan sekurang-kurangnya 48 orang dan melukai lebih dari 150 lainnya.
Dua bom mobil lainnya juga meledak di Basra, salah satu kota terbesar di Irak, yang mayoritas penduduknya Muslim Syiah.
Gelombang serangan itu memperpanjang kekerasan antar golongan terburuk sejak pasukan Amerika mundur dari negara itu Desember 2011.
Serangan-serangan tersebut meningkatkan jumlah warga Irak yang tewas dalam bentrokan antar golongan selama sepekan terakhir hingga lebih dari 200 orang, termasuk 70 orang yang tewas, Jumat, dalam serangkaian pemboman yang menarget Sunni.
Kekerasan pada Senin berlangsung dalam skala besar di Banghdad, dengan sedikitnya sembilan bom meledak di pasar-pasar yang sibuk, tempat-tempat pemberhentian bis yang padat dan daerah-daerah lain yang menjadi kawasan permukiman Syiah, menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai 150 lainnya.
Para pejabat mengatakan, dua pemboman dengan mobil lainnya menewaskan 15 orang di Basra, kota yang didominasi warga Syiah dan terletak 420 kilometer dari selatan Baghdad. Di Balad, sebelah utara ibukota, sebuah bom mobil menarget sebuah bis yang ditumpangi para peziarah Iran, menewaskan 12 warga Iran dan dua warga Irak.
Dua mesjid Syiah juga dibom.
Di Amerika, juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengutuk semua serangan di Irak selama beberapa hari terakhir, dan mengatakan bahwa para pejabat Amerika telah berhubungan dengan banyak pemimpin Irak untuk membantu menyelesaikan ketegangan antara kelompok dan ketegangan politik.
Satu ledakan di distrik Shaab, Baghdad utara, menewaskan sekurang-kurangnya 48 orang dan melukai lebih dari 150 lainnya.
Dua bom mobil lainnya juga meledak di Basra, salah satu kota terbesar di Irak, yang mayoritas penduduknya Muslim Syiah.
Gelombang serangan itu memperpanjang kekerasan antar golongan terburuk sejak pasukan Amerika mundur dari negara itu Desember 2011.
Serangan-serangan tersebut meningkatkan jumlah warga Irak yang tewas dalam bentrokan antar golongan selama sepekan terakhir hingga lebih dari 200 orang, termasuk 70 orang yang tewas, Jumat, dalam serangkaian pemboman yang menarget Sunni.
Kekerasan pada Senin berlangsung dalam skala besar di Banghdad, dengan sedikitnya sembilan bom meledak di pasar-pasar yang sibuk, tempat-tempat pemberhentian bis yang padat dan daerah-daerah lain yang menjadi kawasan permukiman Syiah, menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai 150 lainnya.
Para pejabat mengatakan, dua pemboman dengan mobil lainnya menewaskan 15 orang di Basra, kota yang didominasi warga Syiah dan terletak 420 kilometer dari selatan Baghdad. Di Balad, sebelah utara ibukota, sebuah bom mobil menarget sebuah bis yang ditumpangi para peziarah Iran, menewaskan 12 warga Iran dan dua warga Irak.
Dua mesjid Syiah juga dibom.
Di Amerika, juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengutuk semua serangan di Irak selama beberapa hari terakhir, dan mengatakan bahwa para pejabat Amerika telah berhubungan dengan banyak pemimpin Irak untuk membantu menyelesaikan ketegangan antara kelompok dan ketegangan politik.