Kosovo dan Serbia sepakat untuk menerapkan perjanjian yang dimediasi Uni Eropa untuk menormalisasi hubungan kedua negara, meski masih ada beberapa hal yang belum disepakati. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE), Joseph Borrell, mengungkapkan kesepakatan itu pada Sabtu (18/3) seperti dilansir oleh Reuters.
Kosovo dan Serbia sudah melakukan pembicaraan yang dimediasi oleh UE selama hampir satu dekade sejak Kosovo menyatakan kemerdekaan pada 2008 dan mengakhiri kekuasaan Serbia. Namun, Serbia tetap menganggap Kosovo sebagai provinsi yang melepaskan diri. Konflik-konflik dengan negara-negara Balkan lainnya memicu ketakutan bahwa konflik akan kembali pecah.
Kesepakatan pada Sabtu (18/3) itu dicapai setelah pembicaraan antara Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti, Presiden Serbia Aleksandar Vucic, dan para pejabat UE yang berlangsung selama 12 jam. Kedua belah pihak sudah menerima proposal UE di Brussel pada bulan lalu.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic bertemu dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Joseph Borrell di Ohrid, Makedonia Utara, Sabtu, 18 Maret 2023. (Foto: Instagram Presiden Serbia)
Kedua pemimpin itu bertemu Borrell secara terpisah sebelum sesi tiga arah di Makedonia Utara.
“Kosovo dan Serbia telah menyetujui penerapan perjanjian menuju normalisasi hubungan antara kedua negara,” kata Borrell kepada para wartawan setelah bertemu kedua pemimpin di Kota Ohrid, Macedonia Utara.
BACA JUGA: Uni Eropa Peringatkan akan Memanasnya Sengketa Plat Mobil Serbia-KosovoVucic mengatakan dalam konferensi pers bahwa kedua belah pihak belum menyetujui seluruh poin dalam kesepakatan itu.
“Meski ada perbedaan pendapat, pembicaraan kami berjalan baik,” kata Vucic.
Berbicara dalam konferensi pers terpisah, Kurti mengatakan, “Ini adalah pengakuan de facto antara Kosovo dan Serbia” karena Serbia belum menandatangani perjanjian itu.
Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti memberi keterangan pers di Ohrid, Makedonia Utara, Sabtu, 18 Maret 2023. (Foto: Ognen Teofilovski/Reuters).
Borrell mengatakan Uni Eropa sekarang akan menuntut kedua belah pihak untuk memenuhi kewajiban mereka jika ingin bergabung dengan blok itu. UE juga memperingatkan akan ada konsekuensi jika kedua tidak melakukan poin-poin yang disepakati.
Dia juga menyebut mengenai usulan pemberian otonomi yang lebih luas kepada wilayah-wilayah yang mayoritas pendudukan adalah orang Serbia. Isu sudah menjadi perdebatan sejak lama.
BACA JUGA: PM Kosovo Minta Barat Tidak Menekan terkait Masalah Entitas Serbia“Kosovo setuju untuk segera meluncurkan – dan yang saya maksud dengan ‘segera’ adalah ‘segera’ – dialog yang difasilitasi Uni Eropa untuk membuat pengaturan khusus dan jaminan untuk memastikan tingkat otonomi yang memadai untuk komunitas Serbia di Kosovo,” kata diplomat tinggi UE itu.
Dalam lampiran penerapan perjanjian yang dirilis pada Sabtu (18/3) malam, Uni Eropa berkomitmen untuk menyelenggarakan konferensi donor dalam 150 hari untuk membuat paket bantuan investasi dan keuangan bagi Kosovo dan Serbia. [ft/ah]