Serbia memprotes serangan yang dilancarkan hari Sabtu (11/7) atas perdana menterinya yang ikut menghadiri upacara peringatan ke-20 pembantaian di Srebrenica, dan menyebutnya usaha pembunuhan dan menuntut permintaan maaf resmi dari pemerintah Bosnia-Herzegovina.
Serangan terjadi beberapa saat setelah Perdana Menteri Aleksandar Vucic memasuki pemakaman dekat Srebrenica untuk meletakkan karangan bunga. Kira-kira 8.000 laki-laki dewasa dan anak laki-laki Muslim dibantai oleh kelompok Serbia menjelang berakhirnya perang Bosnia yang berlangsung antara tahun 1992 sampai 1995.
Vucic, pejabat ultra nasionalis Serbia yang dulu mendukung pembantaian itu, hadir dalam upacara peringatan untuk menunjukkan bahwa ia kini menginginkan rekonsiliasi. Vucic dan rombongannya dilempari batu dan benda-benda lain dan menderita luka-luka ringan di mukanya. Bekas presiden Amerika Bill Clinton dan sejumlah pejabat tinggi asing lainnya juga hadir dalam upacara peringatan itu.