PBB mengatakan lebih dari 1.000 orang terbunuh di Irak pada Mei, sehingga ini membuat bulan paling mematikan di negara itu sejak 2008.
Data dari Misi Bantuan PBB untuk Irak yang diterbitkan Sabtu mengatakan, 2.400 orang cedera sejak akhir April dan 9 dari setiap 10 korban adalah warga sipil.
Kepala Misi PBB Martin Kobler menggambarkan angka-angka baru ini sebagai “sebuah catatan sedih” dan menuntut pengakhiran segera dari apa yang disebutnya adalah sebuah “pertumpahan darah yang tidak bisa ditolerir.”
Lebih dari 1.700 orang terbunuh dalam dua bulan terakhir, dan hal ini semakin mengobarkan perang sektarian pada saat al-Qaida yang muncul kembali dan orang-orang Suni yang dipersenjatai menentang kekuasaan pemerintahan Perdana Menteri Nouri al-Maliki yang berkiblat Shiah.
Analis mengatakan kelompok bersenjata Suni tampaknya disemangati oleh revolusi pemberontakan Suni di Suriah, di mana pemberontak disana berusaha menggulingkan Presiden Bashar al-Asad.
Berbagai laporan mengatakan orang-orang Irak yang dipersenjatai dari kedua aliran Islam ini melintasi perbatasan untuk ikut bertempur dalam perang saudara Suriah.
Kepala Misi PBB Martin Kobler menggambarkan angka-angka baru ini sebagai “sebuah catatan sedih” dan menuntut pengakhiran segera dari apa yang disebutnya adalah sebuah “pertumpahan darah yang tidak bisa ditolerir.”
Lebih dari 1.700 orang terbunuh dalam dua bulan terakhir, dan hal ini semakin mengobarkan perang sektarian pada saat al-Qaida yang muncul kembali dan orang-orang Suni yang dipersenjatai menentang kekuasaan pemerintahan Perdana Menteri Nouri al-Maliki yang berkiblat Shiah.
Analis mengatakan kelompok bersenjata Suni tampaknya disemangati oleh revolusi pemberontakan Suni di Suriah, di mana pemberontak disana berusaha menggulingkan Presiden Bashar al-Asad.
Berbagai laporan mengatakan orang-orang Irak yang dipersenjatai dari kedua aliran Islam ini melintasi perbatasan untuk ikut bertempur dalam perang saudara Suriah.