Huru-hara antara kedua kelompok berlanjut hingga Selasa di kota terpencil Minbyar dan Mrauk-U, di sebelah utara ibukota Sittwe.
Media pemerintah Burma mengatakan lebih dari seribu rumah terbakar habis sewaktu terjadi kekerasan antara warga beragama Budha dan Islam yang merebak pekan ini di negara bagian Rakhine, Burma bagian Barat.
Harian The New Light of Myanmar menyatakan huru-hara berlanjut hingga Selasa di kota terpencil Minbyar dan Mrauk-U, di sebelah utara ibukota Sittwe. Disebutkan bahwa dua orang tewas dan delapan lainnya luka-luka.
Hakim Agung negara bagian Rakhine U Hla Thein mengatakan kepada VOA Selasa (23/10) bahwa tiga orang tewas.
Ini merupakan kerusuhan terburuk di kawasan sejak Juni lalu, sewaktu bentrokan luas antara warga Budha dan Muslim Rohingya mengakibatkan puluhan orang tewas dan puluhan ribu lainnya mengungsi.
Matthew Smith, seorang peneliti Burma untuk Human Rights Watch, mengatakan massa warga Budha menyulut api pada rumah warga Muslim Rohingya, walaupun ada laporan kedua belah pihak terlibat dalam aksi kekerasan.
Pemerintah Burma, yang berada di bawah tekanan masyarakat Budha yang merupakan mayoritas di negara ini, membatalkan keputusan sebelumnya dan menolak permintaan dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk membuka kantornya di Burma.
Harian The New Light of Myanmar menyatakan huru-hara berlanjut hingga Selasa di kota terpencil Minbyar dan Mrauk-U, di sebelah utara ibukota Sittwe. Disebutkan bahwa dua orang tewas dan delapan lainnya luka-luka.
Hakim Agung negara bagian Rakhine U Hla Thein mengatakan kepada VOA Selasa (23/10) bahwa tiga orang tewas.
Ini merupakan kerusuhan terburuk di kawasan sejak Juni lalu, sewaktu bentrokan luas antara warga Budha dan Muslim Rohingya mengakibatkan puluhan orang tewas dan puluhan ribu lainnya mengungsi.
Matthew Smith, seorang peneliti Burma untuk Human Rights Watch, mengatakan massa warga Budha menyulut api pada rumah warga Muslim Rohingya, walaupun ada laporan kedua belah pihak terlibat dalam aksi kekerasan.
Pemerintah Burma, yang berada di bawah tekanan masyarakat Budha yang merupakan mayoritas di negara ini, membatalkan keputusan sebelumnya dan menolak permintaan dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk membuka kantornya di Burma.