Serikat Buruh di Argentina Mogok 24 Jam, Kehidupan Lumpuh

  • Associated Press

Stasiun kereta api Retiro di Buenos Aires tampak kosong saat serikat pekerja di Argentina melakukan aksi mogok massal pada pada 9 Mei 2024. (Foto: AP/Rodrigo Abd)

Serikat pekerja terbesar di Argentina menantang pemerintahan libertarian Presiden Javier Milei dengan melakukan aksi mogok massal pada Kamis (9/5), sebuah langkah yang menyebabkan pembatalan ratusan penerbangan dan menghentikan jalur bus, kereta api, dan kereta bawah tanah di negara tersebut. Jalan-jalan utama dan terminal transportasi tampak kosong akibat aksi itu.

Sebagian besar guru tidak dapat hadir di sekolah, dan para orang tua terpaksa harus menjaga anak-anak mereka di rumah.

Para pengumpul sampah tidak masuk kerja, begitu pula para petugas kesehatan, kecuali mereka yang berada di ruang gawat darurat.

Aksi mogok kerja selama 24 jam tersebut digelar untuk menentang langkah-langkah penghematan yang menyakitkan dan dorongan deregulasi yang kontroversial, berpotensi membuat negara berpenduduk 46 juta orang itu lumpuh karena bank-bank, perusahaan-perusahaan, dan lembaga-lembaga negara juga tutup sebagai bentuk protes.

BACA JUGA: Rakyat Argentina Protes RUU Perpajakan

Pada jam-jam sibuk di pagi hari Kamis ini, hanya sedikit mobil yang terlihat di jalan-jalan yang biasanya macet.

Tidak lama setelah pemogokan dimulai pada tengah malam, polisi mengatakan para pengunjuk rasa menyerang dua bus di Buenos Aires, memecahkan kaca-kaca jendela, namun tidak menimbulkan korban jiwa.

"Dalam beberapa kasus, para pengemudi bus diserang atau jendelanya dipecahkan, paku-paku diletakkan di jalan-jalan untuk menusuk ban mereka, dengan tujuan yang sangat spesifik, untuk mencegah mereka yang ingin bekerja dengan cara pemerasan dan pemaksaan," kata menteri keamanan Patricia Bullrich dalam konferensi pers.

Aksi pada hari Kamis tersebut menandai pemogokan serikat buruh nasional kedua sejak Milei berkuasa pada Desember lalu. Untuk menyelamatkan Argentina dari krisis keuangan terburuk dalam 20 tahun terakhir, Milei ketika itu memangkas pengeluaran, memberhentikan pegawai pemerintah, dan membekukan semua proyek pekerjaan umum.

Pemerintah mengatakan gangguan layanan transportasi membuat sekitar 6,6 juta orang tidak dapat bekerja. [em/jm]