Setelah Jeda Dua Minggu, Rudal Houthi Kembali Serang Kapal Kontainer

  • Associated Press

Pesawat tempur F/A-18 Super Hornet meluncur dari landasan kapal induk USS Theodore Roosevelt yang berlayar di Laut China Selatan, pada 5 Juli 2024. Kapal induk tersebut menggantikan USS Dwight D. Eisenhower dalam kampanye melawan Houthi di Laut Merah. (Foto: U.S. Navy, via AP)

Sebuah serangan rudal oleh pemberontak Houthi Yaman menghantam sebuah kapal kontainer berbendera Liberia yang sedang melakukan perjalanan melalui Teluk Aden, kata otoritas pada hari Minggu (4/8), menandai serangan pertama yang dilakukan kelompok tersebut sejak serangan udara Israel menargetkan mereka.

Houthi tidak memberi penjelasan mengenai jeda dua minggu dalam serangan mereka terhadap pelayaran melalui koridor Laut Merah, yang telah mengalami penurunan serupa sejak serangan dimulai pada bulan November atas respons terhadap perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Namun, serangan tersebut kembali terjadi menyusul pembunuhan terhadap pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Iran, penyokong utama Houthi, di tengah kekhawatiran baru atas pecahnya perang menjadi konflik regional.

Para pemberontak secara terpisah mengatakan bahwa mereka menembak jatuh sebuah drone mata-mata AS pada hari Minggu lalu, mempublikasikan gambar pecahan pesawat tersebut di sisi gunung.

BACA JUGA: Israel Sebut Tidak Ada Perubahan Kebijakan Pertahanan untuk “Saat Ini”

Serangan pada hari Sabtu (3/8) terjadi sekitar 225 kilometer (140 mil) sisi tenggara Aden di bentangan Teluk Aden yang telah banyak terjadi serangan Houthi sebelumnya.

Rudal tersebut menghantam kapal kontainer Groton tepat di atas garis airnya, menyebabkan kerusakan kecil, kata Pusat Informasi Maritim Gabungan (JMIC), sebuah koalisi multinasional yang diawasi oleh Angkatan Laut AS.

Serangan rudal sebelumnya tidak mengenai kapal tersebut, kata JMIC.

"Semua kru di kapal dalam keadaan selamat," kata pusat informasi tersebut. "Kapal itu dilaporkan beralih ke pelabuhan terdekat."

Kapal Groton telah meninggalkan wilayah Fujairah, Uni Emirat Arab, dan bergerak menuju Jeddah, Arab Saudi. Manajer Groton yang berkebangsaan Yunani tidak menanggapi permintaan untuk memberikan komentar.

Brigjen Yahya Saree, juru bicara militer Houthi, mengklaim serangan tersebut dalam sebuah pernyataan yang direkam pada hari Minggu sore.

Para pemberontak telah menarget lebih dari 70 kapal dengan rudal dan drone dalam sebuah operasi yang menewaskan empat pelaut. Mereka telah menyita satu kapal dan menenggelamkan dua kapal sejak saat itu.

Rudal dan pesawat tak berawak lainnya telah dicegat oleh koalisi pimpinan AS di Laut Merah, atau dijatuhkan sebelum mencapai target.

BACA JUGA: Menlu Yordania Lakukan Pembicaraan di Iran Seiring Meningkatnya Ketegangan di Timur Tengah

Houthi menyatakan bahwa serangan mereka menyasar kapal-kapal yang terkait dengan Israel, Amerika Serikat, atau Inggris, sebagai bagian dari operasi pemberontakan yang mereka sebut bertujuan untuk mengakhiri perang Israel-Hamas di Jalur Gaza. Namun, banyak kapal yang diserang hanya memiliki sedikit, atau bahkan tidak memiliki hubungan dengan perang – termasuk beberapa kapal yang menuju Iran.

Dalam kasus Groton, JMIC mengatakan bahwa kapal tersebut "ditargetkan karena kapal lain dalam struktur perusahaannya melakukan kunjungan pelabuhan baru-baru ini di Israel."

Houthi juga telah meluncurkan pesawat tak berawak dan rudal ke arah Israel, termasuk serangan pada 19 Juli yang menewaskan satu orang dan melukai 10 orang lainnya di Tel Aviv. Israel merespons keesokan harinya dengan serangan udara ke kota pelabuhan Hodeida yang dikuasai Houthi. Menurut kelompok tersebut, serangan itu menghantam depot bahan bakar dan gardu listrik, menewaskan dan melukai sejumlah orang. [th/rs]