Uni Emirat Arab dan Qatar mengumumkan pembukaan kembali kedutaan masing-masing negara pada hari Senin (19/6) setelah perselisihan selama bertahun-tahun terkait dukungan Qatar terhadap kelompok-kelompok Islamis.
Kedua negara masing-masing mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Kedutaan Besar Qatar di Abu Dhabi dan Konsulat Qatar di Dubai, serta Kedutaan Besar Emirat di ibu kota Qatar, Doha, telah kembali beroperasi.
Pernyataan-pernyataan itu tidak mengatakan apakah duta besar masing-masing negara sudah bertugas atau apakah misi-misi itu terbuka untuk umum.
Menteri luar negeri kedua negara berbicara melalui telepon untuk memberi selamat satu sama lain atas pembukaan kembali misi diplomatik, kata Qatar.
UEA bergabung dengan Arab Saudi, Bahrain, dan Mesir dalam memberlakukan boikot dan blokade terhadap Qatar pada 2017 karena dukungannya terhadap kelompok-kelompok Islam di Timur Tengah yang memperoleh kekuatan segera setelah protes Musim Semi Arab.
Negara-negara Arab lainnya di Teluk Persia memandang kelompok-kelompok seperti itu sebagai teroris – termasuk Ikhwanul Muslimin Mesir, yang memenangkan pemilu yang bebas dan adil.
Krisis diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya di antara negara-negara Teluk Arab yang biasanya bersahabat awalnya memicu kekhawatiran akan konflik bersenjata. Tetapi kekayaan gas Qatar, dan hubungan dekatnya dengan Turki dan Iran, sebagian besar melindunginya dari sanksi ekonomi, dan hubungan pun perlahan mencair.
Boikot secara resmi dicabut pada Januari 2021. Akhir tahun lalu, Qatar menyambut para pemimpin dari Arab Saudi, Mesir dan UEA saat menjadi tuan rumah Piala Dunia sepak bola. [ab/lt]