Sidang Kasus Perkosaan Penyanyi Maroko Terkenal Dimulai di Paris

  • Associated Press

Penyanyi asal Maroko Saad Lamjarred tampil dalam Festival Internasional Carthage di Tunisia, pada 30 Juli 2016. (Foto: AFP/Fethi Belaid)

Sidang pengadilan terhadap penyanyi terkenal Maroko, Saad Lamjarred, atas tuduhan penyerangan dan pemerkosaan dimulai di Paris pada Senin (21/2). Kasus tersebut memicu reaksi keras di kalangan aktivis feminis di Afrika Utara dan Timur Tengah.

Lamjarred, yang berusia 37 tahun dan terkenal di kancah musik pop Arab, diduga memperkosa seorang perempuan Prancis di sebuah hotel mewah di Champ-Elysees pada bulan Oktober 2016 ketika ia berada di bawah pengaruh alkohol dan kokain.

Ia telah membantah tuduhan itu. Namun jika terbukti bersalah di sidang pengadilan ini, maka ia akan menghadapi hukuman 20 tahun penjara.

BACA JUGA: Sejumlah Negara Desak WHO Ambil Tindakan terhadap Pelecehan Seksual di dalam Organisasinya

Vonis diperkirakan akan diputuskan pada Jumat (24/2) mendatang.

Menurut dokumen yang berisi kesimpulan penyelidikan dan dibacakan oleh hakim ketua di pengadilan itu, korban yang ketika itu berusia 20 tahun mengatakan ia bertemu Lamjarred di sebuah klub malam di Paris dan kemudian menemaninya ke hotelnya.

Ia mengatakan Lamjarred memukulinya beberapa kali saat ia mencoba mendorongnya, sebelum akhirnya memperkosanya. Perempuan itu kemudian berhasil meninggalkan kamar hotel. Staf hotel melaporkan bahwa ia melihat perempuan itu menangis dan berada dalam kondisi sangat cemas.

Pengacara korban, Jean-Marc Descoubes, mengatakan kepada wartawan bahwa korban tetap kuat meskipun mengalami trauma. “Tindakan itu sangat kejam. Itu sangat traumatis baginya. Ia masih dirawat, tetapi tetap kuat, sopan dan berani,” ujar Descoubes.

Dalam sidang pada Senin, Lamjarred menolak tuduhan penyerangan dan pemerkosaan itu. Ia mengakui saat itu “kadang-kadang” menggunakan alkohol dan obat-obatan, tetapi sejak itu telah berhenti.

Pengadilan mengatakan Lamjarred menghormati kondisi pengawasan yudisial yang dijalaninya sejak tahun 2017. Lamjarred tidak diizinkan tampil di Paris, tetapi diizinkan meninggalkan negara itu untuk melakukan pertunjukan di luar negeri.

Dalam beberapa tahun terakhir ini sejumlah aktivis feminis di Afrika Utara dan Timur Tengah memimpin kampanye untuk melawan penyanyi itu sebagai bagian dari gerakan #MeToo. Kampanye tersebut berhasil membuat beberapa acara pertunjukkan Lamjarred, terutama di Mesir, dibatalkan.

Kelompok aktivis Lebanon, Akhbar Al Saha (Berita dari lapangan) dalam sebuah pernyataan mengatakan “kami berharap sidang pengadilan ini menjadi kesempatan bagi mereka yang membelanya untuk berpikir dua kali dan berdiri bersama korban dan para penyintas, bukan pelaku.”

BACA JUGA: Paus Fransiskus Serukan Perlindungan bagi Perempuan Sudan Selatan

Lamjarred adalah salah satu artis paling populer di dunia Arab. Video musiknya yang berjudul “Lm3allem” yang ditayangkan di YouTube telah ditonton lebih dari satu miliar kali. Saluran YouTube-nya memiliki lebih dari 14 juta pelanggan.

Raja Mohammed VI pada tahun 2015 memberinya penghargaan nasional tertinggi.

Lamjarred juga pernah didakwa melakukan pemerkosaan terhadap perempuan lain pada Agustus 2018 di sebuah klub malam di Saint-Tropez di French Riviera. Tanggal persidangan untuk kasus tersebut belum ditetapkan. [em/rs]