Sidang Umum PBB: Wapres Kalla Imbau Penyelesaian Sengketa Secara Damai

  • Made Yoni

Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (kiri) dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) memberikan keterangan pers di sela Sidang Umum PBB di New York, Kamis, 21 September 2017. (Made Yoni/VOA)

Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, Kamis sore, 21 September, 2017 menyampaikan pidatonya di hadapan majelis umum sidang tahunan PBB ke-72.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla hari Kamis 21 September 2017 menyampaikan pandangan, imbauan dan harapan Indonesia terkait isu-isu dan pembangunan dunia yang dicanangkan oleh PBB.

Pidato tersebut disampaikan dalam debat umum sidang tahunan PBB di New York selama hampir 15 menit sekitar pukul 17.30 waktu setempat.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengawali pidatonya dengan menyampaikan "Selamat Tahun Baru" kepada yang merayakan Tahun Baru Islam 1439 Hijrah dan pernyataan belasungkawa kepada para korban dampak bencana alam yang terjadi di berbagai belahan dunia.

Lebih lanjut Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pidatonya mendukung tema sidang tahunan PBB tahun 2017 yang "Berfokus pada Rakyat: Memperjuangkan Perdamaian dan Kehidupan yang Layak bagi Semua di Bumi yang Berkelanjutan."

Ia kemudian menegaskan pandangannya akan tiga hal penting yang harus dilakukan badan dunia itu untuk mencapai tujuan dari tema tersebut.

"Yang pertama, perdamaian bukanlah pemberian namun harus dibangun dan dibina. Kita harus bekerja, untuk menciptakan sistem global yang damai dan stabil," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pidatonya.

Wapres Jusuf Kalla kemudian merujuk pada pengalaman Indonesia di ASEAN, menunjukkan bahwa pembangunan ekosistem global yang damai dan stabil sangat mendasar, sangat fundamental bagi pembangunan ekonomi dan kemakmuran rakyat, mekanisme yang membangun perdamaian.

Dalam pidato sidang tahunan PBB itu, Wapres Jusuf Kalla juga menghimbau masyarakat dunia untuk mempraktekkan kebiasaan berdialog, melibatkan semua lewat penyelesaian sengketa secara damai, bukannya menggunakan kekuatan.

Wapres Jusuf Kalla juga mengatakan sangat penting memastikan proses reformasi PBB. Perserikatan Bangsa-Bangsa yang efektif dan relevan dan itulah mengapa Indonesia ikut mensponsori Deklarasi untuk Reformasi PBB.

Indonesia, lanjut Wapres Jusuf Kalla, siap menjadi bagian dari solusi global. Dalam 60 tahun terakhir, Indonesia telah menyumbangkan lebih dari 38.000 personel bagi 28 operasi penjaga perdamaian PBB dan kini mengerahkan lebih dari 2.700 penjaga perdamaian dalam sembilan misi penjaga perdamaian. Indonesia bertekad untuk menambah jumlah tersebut menjadi 4.000 personel menjelang 2019 termasuk menambah personel perempuan penjaga perdamaian.

Dalam pidato pada sidang tahunan PBB ke-72 ini, Wapres Jusuf Kalla sebagaimana tahun sebelumnya menekankan dukungan Indonesia terhadap proses perdamaian Israel-Palestina dan perjuangan rakyat Palestina sehingga tercapai perdamaian yang berkelanjutan, meskipun, katanya, itu bukan tujuan terakhir.

Ia mengingatkan para pemimpin dunia yang menjadi tujuan global adalah kehidupan yang layak bagi semua orang. [my/lt]