Singapura Selidiki Praktik Main Sabun dalam Sepakbola

Tim Burkina Faso, yang pelatihnya pernah terlibat praktik main sabun dan pengaturan pertandingan. (Foto: Dok)

Singapura berjanji menyelidiki sindikat perjudian sepakbola global yang diduga melibatkan warga negara tersebut.
Pemerintah Singapura, negara yang menurut para penyelidik Eropa merupakan sumber pengaturan ratusan pertandingan sepakbola dalam skema perjudian global, berjanji pada Selasa (5/2) untuk mendanai penyelidikan praktik main sabun tersebut.

Sekitar 680 pertandingan yang mencurigakan, termasuk pertandingan kualifikasi untuk Piala Dunia dan Piala Eropa, serta pertandingan liga klub Eropa, telah diidentifikasi dalam penyelidikan oleh polisi Inggris, badan anti-kejahatan Eropa Europol dan jaksa penuntut nasional.

"Pihak berwenang di Singapura membantu otoritas di Eropa dalam penyelidikan terhadap sindikat pengaturan pertandingan internasional yang diduga melibatkan warga Singapura,” ujar kepolisian Singapura dalam pernyataan tertulis.

“Singapura memiliki menolak dengan keras pengaturan pertandingan dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan badan-badan penegakan hukum internasional untuk mengalahkan sindikat kriminal internasional ini, termasuk yang melibatkan aksi warga Singapura di luar negeri, dan melindungi integritas olahraga.”

Para penyelidik mengatakan sekitar 380 dari pertandingan yang mencurigakan diadakan di Eropa, dan 300 lainnya di Afrika, Asia dan Amerika Latin.

Pengaturan tersebut juga kemungkinan termasuk pertandingan-pertandingan liga nasional di beberapa negara Eropa, dan dua Liga Champions, termasuk yang ada di Inggris.

Pelatih Burkina Faso Paul Put, yang hancur karirnya karena keterlibatan dalam skandal pengaturan pertandingan di Belgia pada 2005, mengatakan bahwa masalah tersebut tidak mudah diselesaikan.

“Pengaturan pertandingan selalu ada dalam sepakbola. Jika Anda lihat pada olahraga sepeda, selalu Lance Armstrong yang disalahkan, namun kenyataannya semua menggunakan obat,” ujar warga Belgia tersebut.

“Saya kira dalam sepakbola tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengubahnya. Memang sayang, tapi dalam setiap cabang olahraga saya kira hal-hal seperti itu selalu ada,” ujarnya pada wartawan Selasa sebelum pertandingan semifinal Piala Afrika antara Burkina Faso dan Ghana di Nelspruit, Afrika Selatan.

Put diskors dari sepakbola selama tiga tahun karena mengatur dua pertandingan pada 2005. Ia mengatakan bahwa keluarganya menerima ancaman dan ia merasa jadi kambing hitam.

“Pemain-pemain besar internasional banyak yang terlibat dalam pengaturan pertandingan. Dulu keadaannya lebih buruk, saya kira,” ujarnya.

Kasus-kasus pengaturan pertandingan telah muncul menyangkut negara-negara Bolivia, Hungaria, Argentina, Jerman serta Spanyol. (Reuters/Justin Palmer)