Situasi di Ibukota Republik Afrika Tengah Kembali Tenang

  • Lisa Schlein

Menurut Komite Palang Merah Internasional (ICRC), situasi di Bangui relatif tenang, namun masih sangat rentan dan tidak stabil. Warga ketakutan dengan timbulnya lagi penjarahan dan bentrokan di kalangan kawanan bersenjata (foto: dok).

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) melaporkan suasana tenang kembali pulih di Bangui, ibu kota Republik Afrika Tengah, namun memperingatkan bahwa risiko penjarahan dan bentrokan tetap tinggi.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) melaporkan situasi di Bangui relatif tenang, tetapi keadaan jauh dari normal sejak pemberontak berkuasa pasca-pertempuran sengit bulan lalu.Komite itu mengatakan saluran air dan listerik kembali berfungsi. Toko, pasar swalayan, dan rumah makan buka kembali.

Namun, menurut laporan itu, situasi di ibu kota itu masih sangat rentan dan tidak stabil. Warga ketakutan dengan timbulnya lagi penjarahan dan bentrokan di kalangan kawanan bersenjata.

Juru bicara ICRC untuk Afrika Tengah dan Selatan, Marie-Servane Desjonquères, mengatakan kepada VOA, sekitar 30 mayat tidak dikenal, akibat kekerasan yang pecah pada tanggal 23 dan 24 Maret di Bangui, telah dikuburkan oleh Palang Merah setempat. Ia mengatakan, ICRC dan para petugas Palang Merah setempat sejak itu telah menyediakan bantuan darurat kepada orang yang luka-luka. “Data yang kami peroleh hari ini menyangkut jumlah yang luka-luka adalah sekitar 240 orang. Sukarelawan Palang Merah setempat berupaya membawa sekitar 110 orang yang luka parah ke rumah sakit. Namun, banyak lagi yang juga ditolong selama berlangsungnya kekerasan itu. Sekitar 400 orang mendapat bantuan pertama atau pertolongan dari para sukaralewan itu. Kami punya akses ke rumah-rumah sakit itu,” paparnya.

Desjonquères mengatakan seorang dokter dan perawat tiba di Republik Afrika Tengah dan saat ini sedang melihat bagaimana memperbaiki layanan medis dan kebutuhan dasar bagi penduduk.

Ia mengatakan, keamanan adalah masalah besar dan ICRC sedang berunding dengan pihak berwenang untuk menjamin keselamatan para pekerja bantuan sehingga mereka bisa menjangkau orang-orang yang membutuhkan bantuan. Walaupun kondisi di Bangui tidak aman, ia mengatakan situasi di seluruh negara itu juga bermasalah.

Desjonquères mengatakan, situasi keamanan di Ndele begitu memburuk sehingga staf ICRC tidak bisa lagi melalui jalan-jalan tertentu. Meski demikian, ia mengatakan ICRC berhasil memulihkan lagi pasokan air yang terputus ke kota itu.

Selain itu, ujarnya, perbaikan menara air 49 meter kubik di kota itu, yang melayani 10.000 penduduk kota, hampir selesai, dan para teknisi ICRC memperbaiki pipa yang bocor dan mengolah air agar aman diminum.

Ia mengatakan, ICRC saat ini sedang menilai kondisi medis di Bangui dan kebutuhan medis pada umumnya di seluruh negara itu. Ia mengatakan, air, pangan, dan tempat perlindungan adalah prioritas utama. Ia mengatakan, ICRC juga berupaya mempertemukan lagi anak-anak dengan orang tua mereka.