Serangkaian situs web yang terkait dengan kepresidenan Iran memuat gambar dua pemimpin kelompok oposisi yang diasingkan pada Senin (29/5), sementara yang lain menunjukkan gambar pemimpin tertinggi dan presiden Republik Islam itu dicoret.
Sebuah akun internet yang menggambarkan dirinya sebagai sekelompok peretas mengaku bertanggung jawab atas dugaan melumpuhkan situs-situs web itu. Akun bernama GhyamSarnegouni itu, yang dalam bahasa Farsi berarti "Bangkit untuk Menggulingkan," sebelumnya mengklaim telah meretas situs-situs web yang terkait dengan Kementerian Luar Negeri Iran awal bulan ini.
Media pemerintah Iran dan para pejabat tidak segera mengakui adanya peretasan tersebut. Namun, jurnalis Associated Press yang mengakses situs-situs itu menemukan bahwa situs-situs tersebut telah dirusak dengan gambar Massoud Rajavi, pemimpin kelompok pengasingan Iran Mujahidin-e-Khalq yang telah lama hilang, dan istrinya Maryam, yang sekarang menjadi wajah publik kelompok tersebut.
Sebuah situs memuat slogan: "Kematian untuk Khamenei Raisi, Salam untuk Rajavi." Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Iran Ebrahim Raisi sama-sama menjadi sasaran dalam peretasan sebelumnya pada bulan Mei.
Iran telah menjadi sasaran serangkaian peretasan yang memalukan di tengah meningkatnya ketegangan atas program nuklirnya yang berkembang pesat. Beberapa yang diretas termasuk sinyal televisi pemerintah Iran, pompa-pompa bensin yang menyediakan bahan bakar bersubsidi dan kamera-kamera pengintai pemerintah, termasuk yang ditempatkan di sebuah penjara terkenal.
Mujahidin-e-Khalq, yang dikenal dengan akronim MEK, tidak segera menanggapi permintaan komentar. MEK sebelumnya dengan marah mengutuk pertukaran tahanan antara Belgia dan Iran pada hari Jumat lalu. Seorang pekerja bantuan Belgia dipertukarkan dengan seorang diplomat Iran yang dihukum karena mendalangi rencana pemboman yang menarget MEK.
MEK awalnya adalah kelompok Marxis yang menentang pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlavi. Kelompok itu mengklaim dan dicurigai bertanggungjawab atas serangkaian serangan terhadap para pejabat AS di Iran pada 1970-an, sesuatu yang sekarang dibantah oleh kelompok itu.
Kelompok itu mendukung Revolusi Islam 1979, tetapi kemudian segera berselisih dengan Ayatollah Ruhollah Khomeini dan berbalik melawan ulama itu. MEK melakukan serangkaian pembunuhan dan pemboman yang menarget Republik Islam yang relatif masih muda itu.
Kelompok itu kemudian melarikan diri ke Irak dan mendukung diktator Saddam Hussein selama perang berdarah delapan tahun melawan Iran pada 1980-an. Aksi mereka membuat banyak orang menentang kelompok itu di Iran. Meskipun sebagian besar berbasis di Albania, kelompok tersebut mengklaim mengoperasikan jaringan di dalam Iran. [ab/lt]