SpaceX Digugat karena Kecelakaan Kerja yang Akibatkan Karyawan Koma

Roket SpaceX Falcon 9 dengan kapsul Crew Dragon diluncurkan dari pad LC-39A selama Axiom Mission Three (Ax-3) di Kennedy Space Center, di Cape Canaveral, Florida, pada 18 Januari 2024. (Foto: AFP)

Perusahaan transportasi luar angkasa milik miliareder Elon Musk, SpaceX, menghadapi gugatan atas kecelakaan kerja. Gugatan tersebut diajukan oleh istri seorang pekerja yang tengkoraknya retak akibat kerusakan mesin roket pada 2022.

Kerusakan mesin yang terjadi pada 18 Januari 2022 yang mengakibatkan sejumlah pekerja cedera, termasuk Francisco Cabada. Reuters mendokumentasikan setidaknya 600 orang cedera di tempat kerja yang sebelumnya tidak dilaporkan di perusahaan roket Musk: anggota badan hancur, amputasi, sengatan listrik, cedera kepala dan mata, serta merenggut satu orang.

Istrinya, Ydy Cabada, mengajukan gugatan di pengadilan negara bagian di Los Angeles, California, pada minggu lalu atas nama suaminya. Cabada sendiri saat ini masih koma meski insiden tersebut terjadi lebih dari dua tahun. Gugatan itu belum pernah dilaporkan sebelumnya.

SpaceX tidak menanggapi pertanyaan tentang gugatan tersebut. Pengacara Ydy Cabada, Michael Rand, menolak berkomentar.

Your browser doesn’t support HTML5

Layanan Internet Satelit Starlink Diluncurkan di Zambia

Cabada cedera hebat ketika bagian dari mesin Raptor V2 terlepas saat pengujian tekanan di fasilitas SpaceX di Hawthorne, California. Bagian tersebut, penutup rakitan pengontrol bahan bakar, mengenai kepala teknisi SpaceX, sehingga tengkoraknya retak.

Mantan karyawan SpaceX yang mengetahui kecelakaan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa insiden tersebut menggambarkan masalah sistemik di SpaceX.

Sumber tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa manajer senior di pabrik Hawthorne berulang kali diperingatkan tentang bahaya mempercepat pengembangan mesin serta kurangnya pelatihan staf dan pengujian komponen. Bagian yang gagal dan menimpa pekerja memiliki cacat yang ditemukan, tetapi belum diperbaiki, sebelum pengujian, kata sejumlah karyawan.

SpaceX tidak memberikan komentar mengenai penyelidikan Reuters terhadap kecelakaan kerka tersebut. Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS, yang hingga saat ini telah membayar SpaceX sebesar $11,8 miliar sebagai kontraktor luar angkasa swasta, tidak segera mengomentari gugatan tersebut.

Mesin Raptor SpaceX menggerakkan Starship, roket generasi berikutnya milik perusahaan yang dirancang untuk mengirim satelit dan manusia ke luar angkasa. NASA berencana menggunakan roket tersebut untuk mendaratkan manusia di bulan pada dekade ini. [ah/ft]