Empat belas orang ditangkap di Spanyol, Rabu (17/2) setelah protes yang penuh kekerasan di jalan-jalan di beberapa kota menyusul penangkapan seorang penyanyi rap kontroversial yang membarikade dirinya di dalam sebuah gedung untuk menghindari penjara.
Polisi mengatakan penyanyi rap Pablo Hasél ditangkap di Universitas Lleida di Spanyol timur laut setelah ketegangan selama 24 jam. Ia dibawa ke penjara untuk menjalani hukuman sembilan bulan setelah dinyatakan bersalah menyinggung kerajaan dan mendukung terorisme dalam cuitan dan lagu tentang Raja Juan Carlos.
Penangkapannya memicu protes di beberapa kota, mengakibatkan 33 orang luka-luka. Demonstrasi terbesar terjadi di Barcelona, di mana pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah polisi dan membakar tong sampah.
Sebagian pengunjuk rasa menjarah toko dan beberapa polisi menggunakan tongkat dan proyektil busa untuk membubarkan massa.
Setelah penahanan Hasél itu, Wakil Perdana Menteri Carmen Calvo mengatakan warga tidak boleh dipenjara karena masalah kebebasan berbicara di negara demokrasi seperti Spanyol.
Pekan lalu, pemerintah koalisi sayap kiri negara itu mengatakan pihaknya bermaksud untuk mengubah hukum pidana negara untuk menghapus hukuman penjara terkait pelanggaran yang melibatkan kebebasan berekspresi.
Penyanyi pap dari Catalonia itu sebelumnya didakwa melakukan penyerangan dan membobol tempat pribadi.
Kasus Hasél telah menarik perhatian internasional dari para artis, selebriti, dan politisi lain yang menuntut perubahan dalam "undang-undang pembungkaman" Spanyol.
Kasus Pablo Hasél itu adalah yang terbaru dari sejumlah persidangan di Spanyol yang melibatkan artis dan tokoh media sosial di bawah Undang-Undang Keamanan Publik 2015, yang diberlakukan oleh pemerintah konservatif, menurut Amnesty International. [my/lt/jm]